Bisnis.com, JAKARTA – PT Adaro Energy Tbk belum berencana menaikkan target produksinya, meski Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan adanya tambahan jumlah produksi batu bara sebesar 75 juta ton untuk penjualan ke luar negeri.
Terkait keputusan pemerintah tersebut, target produksi batu bara perusahaan tahun ini masih ditetapkan sebesar 52-54 juta ton.
"Sampai saat ini belum ada perubahan panduan 2021. Target produksi batu bara Adaro tahun 2021 adalah 52-54 juta ton," ujar Head of Corporate Communication Adaro Energy Febrianti Nadira ketika dihubungi Bisnis, Selasa (13/4/2021).
Adapun untuk pasar ekspor, Febrianti mengatakan Adaro telah memiliki kontrak dengan para pelanggan dan akan memenuhi kebutuhan sesuai kontrak.
Meski terus menghadapi tantangan untuk beberapa tahun ke depan, Adaro tetap optimistis fundamental sektor batu bara dan energi di jangka panjang tetap kokoh terutama kepada dukungan aktivitas pembangunan di negara-negara Asia.
"Adaro akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan dengan terus berfokus untuk mempertahankan margin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan," katanya.
Menurut catatan Bisnis, realisasi produksi batu bara Adaro Energy sepanjang 2020 tercatat mencapai 54,53 juta ton.
Portofolio penjualan batu bara perusahaan yang dinakhodai Garibaldi Thohir ini pada 2020 didominasi produk E4700 dan E4900, yang didukung permintaan solid bagi kedua jenis batu bara ini.
Jika dirinci, pasar Asia Tenggara meliputi 49 persen dari penjualan 2020, dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia. Peningkatan permintaan juga terjadi dari Thailand dan Vietnam berkat adanya operasi pembangkit listrik baru.