Bisnis.com, JAKARTA - Memenuhi tuntutan energi bersih, Hong Kong melirik laut sebagai sumber daya terbarukan ketika lahan di daratannya semakin terbatas.
CLP Holdings Ltd. Hong Kong, salah satu dari dua pembangkit listrik utama di kota itu, mengatakan sedang meninjau kembali teknologi angin lepas pantai.
Perusahaan akan mengajukan proposal ladang angin lepas pantai kepada pemerintah daerah untuk rencana pengembangan lima tahun berikutnya mulai 2023.
Hong Kong, kota dengan harga tanah sangat tinggi, telah menetapkan tujuan untuk mencapai emisi nol pada 2050.
Untuk melakukannya, Hong Kong harus menghilangkan bahan bakar fosil, yang saat ini menyumbang 75 persen dari pembangkit listriknya, dengan nuklir dan energi terbarukan yang sebagian besar diimpor dari China.
“Jika Anda melihat tanah merupakan sumber daya yang sangat berharga dan langka. Itu membuat Anda berpikir, bagaimana dengan air? Sekarang jauh lebih ekonomis untuk membangun angin lepas pantai daripada 10 tahun lalu," kata CEO Richard Lancaster, dilansir Bloomberg, Senin (12/4/2021).
Baca Juga
CLP telah mengusulkan pada 2010 untuk membangun ladang angin lepas pantai di perairan tenggara Hong Kong, tetapi biayanya terlalu tinggi pada saat itu, kata Lancaster.
Biaya proyek angin lepas pantai rata-rata sekitar US$ 134 per megawatt-jam tahun itu, dan turun menjadi sekitar US$ 89 tahun ini.
Sekarang juga lebih mudah untuk mengembangkan proyek semacam itu di dekat Hong Kong.
Ledakan pembangunan lepas pantai di Korea Selatan, Taiwan, dan China berarti ada lebih banyak kapal di wilayah tersebut yang berspesialisasi dalam membangun turbin yang menjulang tinggi.
"Kami terus mempertimbangkan kelayakan proyek dengan turbin baru yang lebih efektif pada kecepatan angin yang relatif sederhana yang terlihat di perairan Hong Kong," kata CLP dalam sebuah pernyataan.
Tenaga surya akan menjadi bagian yang relatif lebih kecil dari bauran energi di Hong Kong, sementara nuklir, hidrogen, dan penyimpanan baterai semuanya akan berperan. C
LP tidak mengesampingkan melakukan investasi di China, dan telah menjajaki proyek energi terbarukan di Vietnam.