Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) memandang perekonomian global mulai pulih dari guncangan akibat virus Covid-19 seiring dengan penerapan kebijakan tepat dalam rangka mencegah penurunan ekonomi yang lebih dalam.
Kendati demikian, kebijakan menopang ekonomi tersebut mungkin memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan.
Tobias Adrian, Konselor Keuangan dan Direktur Departemen Moneter dan Pasar Modal IMF, mengatakan kondisi ini membuat penilaian untuk aset berisiko menjadi berlebihan. Alhasil, kerentanan finansial semakin meningkat.
"Dukungan kebijakan yang berkelanjutan tetap diperlukan, tetapi serangkaian tindakan kebijakan diperlukan untuk mengatasi kerentanan dan melindungi pemulihan ekonomi," ujarnya, Selasa (6/4/2021).
Adriana mempaparkan 3 prioritas yang harus diutamakan untuk mengatasi kerentanan tersebut. Pertama, menangani kerentanan sektor korporasi dan memperbaiki neraca menjadi prioritas.
Kedua, pengetatan beberapa perangkat makroprudensial di negara maju penting dilakukan untuk menjaga stabilitas keuangan serta meningkatkan pengawasan dan pengaturan lembaga keuangan nonbank.
Baca Juga
Ketiga, membangun kembali penyangga di pasar negara berkembang merupakan prioritas kebijakan untuk mempersiapkan potensi repricing risiko dan pembalikan arus modal.
Menurutnya, bank sentral telah terbukti sangat terampil selama setahun terakhir ini karena mereka berhasil merekayasa penyelamatan keuangan.
"Di tahun mendatang, kreativitas kemungkinan besar akan diuji lagi, karena mereka menghadapi tantangan untuk memandu ekonomi mereka melalui pemulihan yang tidak sinkron, penilaian pasar yang diperluas, dan perpecahan sosial yang tegang," ujarnya.