Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 menghantam bisnis maskapai AirAsia Group hingga perusahaan menanggung kerugian US$590,72 juta pada kuartal IV/2020.
Kondisi ini membuat CEO AirAsia Group Tony Fernandes memutar otak untuk menyelamatkan bisnis perusahaan. Dia memutuskan untuk meluncurkan layanan transportasi pihak ketiga (ride-hailing) di Malaysia.
Dengan model layanan ride-hailing yang sudah terbangun, dia mengaku tidak perlu menghabiskan banyak uang dan tenaga dalam memulai bisnis ini.
"Saya belajar dari Grab yang sudah melakukan ini selama 8 tahun. Say tidak perlu menghabiskan semua uang dengan eksperimen, membangun teknologi, melatih pengemudi dan melatih pasar untuk memesan [layanan]," papar Tony, dikutip dari Deal Street Asia, minggu lalu.
Adapun, perluasan bisnis ini adalah bagian dari rencana besar AirAsia dalam membangun super app. Seperti diketahui, perusahaan sebelumnya telah meluncurkan layanan pengantaran makanan di Malaysia dan Singapura.
Bahkan, AirAsia telah menjalankan percobaan pengantaran paket mengunakan drone di Malaysia.
Baca Juga
Tidak hanya itu, ambisi Tony yang akan diwujudkan dalam waktu dekat adalah peluncuran bisnis logistik perusahaan, Teleport.
Sayangnya, AirAsia tidak banyak berkomentar. "Pengumuman apapun terkait dengan layanan ini akan dibuat dalam waktu dekat," kata juru bicara perusahaan.
Tony sendiri percaya ada keuntungan dalam mengkombinasikan layanan maskapainya dengan layanan transportasi darat pihak ketiga ini. Setiap penumpang yang tiba di bandara pasti akan memesan taksi.
"Bagaimana Anda akan bersaing dengan Grab? Setiap penumpang di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) akan melihat sata duluan sebelum ang lainnya. Sebelum taksi, sebelum Grab," ujarnya.
"Bagaimana jika kamu dapat memesan penerbangan, dan taksi sekaligus," tambahnya.
Di Asia sendiri, beberapa aplikasi ride-hailing telah banyak bermunculan a.l. MyCar, EzCab, Dacsee, Riding Pink, dan MULA.
Sementara itu, dikutip dari The Rakyat Post, Gojek yang telah berekspansi ke luar Indonesia, masih harus melakukan diskusi terkait dengan kelayakan layanan di Malaysia.