Bisnis.com, JAKARTA – Proses pembahasan importasi vaksin untuk program Vaksinasi Gotong Royong belum memasuki ranah harga barang. Dalam beberapa pekan terakhir, pembahasan masih berkutat di masalah komitmen suplai.
Juru Bicara sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan belum ada perkembangan berarti dalam proses negosiasi yang terus berlangsung. Bio Farma, lanjutnya, malah menambah jumlah produsen pengimpor.
"Negosiasi belum membahas masalah harga. Baru sampai di komitmen suplai. Selebihnya, belum ada perkembangan terbaru," ujar Bambang ketika dihubungi, Selasa (6/4/2021).
Kendati belum beranjak ke tahap pembicaraan lebih lanjut, Bambang mengatakan Cansino masuk ke dalam daftar produsen vaksin yang akan dijajaki oleh Bio Farma. Cansino, sambungnya, menjadi pertimbangan Bio Farma menyusul Sinopharm dan Moderna.
Belum lama ini, Bio Farma mengatakan dalam komitmen yang sudah dijalin dengan kedua perusahaan, masing-masing diminta dapat mengirimkan belasan juta dosis vaksin ke Indonesia.
Bio Farma sudah meminta komitmen dari Sinopharm sebanyak 12 juta dosis mulai dari akhir Maret 2021 sampai dengan akhir kuartal II/2021, dengan total sebanyak 15 juta dosis.
Adapun, terdapat opsi penambahan sebanyak 15 juta dosis vaksin dari Sinopharm. Bio Farma juga menunjuk anak usahanya, PT Kimia Farma Tbk., untuk proses registrasi program Vaksinasi Gotong Royong.
Di samping itu, Kimia Farma sedang mengurusi proses untuk mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk vaksin yang akan dibeli dari Sinopharm.
Adapun, dalam permintaan komitmen kepada Moderna, Honesti mengatakan Bio Farma sudah meminta komitmen dari perusahaan tersebut untuk menyiapkan 5,2 juta dosis. Kemungkinan, vaksin-vaksin tersebut baru bisa dikirim pada awal kuartal III/2021.