Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPTJ Beberkan Dampak Penggunaan Angkutan Umum Massal

Penggunaan angkutan umum massal bukan hanya sekedar sudah naik KRL, MRT, LRT atau BRT seperti Transjakarta namun di dalamnya terdapat pula non-motorized transportation (NMT) baik tahapan first mile yaitu dari titik awal berangkat menuju angkutan umum massal ataupun last mile yaitu perpindahan dari angkutan umum massal menuju titik terakhir tujuan dengan berjalan kaki atau bersepeda.
Uji coba bus listrik Skywell oleh TransJakarta. /Bisnis.com-Dion
Uji coba bus listrik Skywell oleh TransJakarta. /Bisnis.com-Dion

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek menilai penggunaan angkutan umum massal memiliki manfaat positif yang besar bagi kepentingan publik secara umum maupun personal.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B. Pramesti mengatakan penggunaan angkutan umum massal sangat terkait dengan permasalahan kesehatan publik dan kesehatan lingkungan yang harus menjadi perhatian semua pihak.

"Selain itu, penggunaan angkutan umum massal harus dilihat secara utuh prosesnya," katanya dalam siaran pers yang dikutip, Jumat (2/4/2021).

Menurutnya, penggunaan angkutan umum massal bukan hanya sekedar sudah naik KRL, MRT, LRT atau BRT seperti Transjakarta namun di dalamnya terdapat pula non-motorized transportation (NMT) baik tahapan first mile yaitu dari titik awal berangkat menuju angkutan umum massal maupun last mile yaitu perpindahan dari angkutan umum massal menuju titik terakhir tujuan dengan berjalan kaki atau bersepeda.

Dengan demikian, lanjut dia, tujuan dari penggunaan angkutan umum massal yaitu sustainable transport dapat terpenuhi termasuk dampak kesehatan dan lingkungannya.

“Jika ini terwujud akan menjadi kontribusi yang luar biasa untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat perkotaan," imbuhnya.

Polana menambahkan, pemanfaatan NMT secara langsung mendorong masyarakat untuk aktif secara fisik dan meninggalkan kendaraan bermotor. Aktivitas fisik akan menyehatkan jasmani sehingga dapat terhindar dari penyakit non infeksi yang saat ini di Indonesia jumlah penderitanya terus bertambah akibat masyarakat kurang bergerak.

"Selain itu secara empirik terbukti bahwa tingkat polusi di Jabodetabek yang bersumber dari transportasi cukup parah dan kondisi ini membahayakan kita semua. Untuk itu, salah satu jalan keluarnya adalah semaksimal mungkin menggunakan angkutan umum massal dan NMT serta mengurangi penggunaan kendaraan pribadi,” tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper