Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) Anton Sumarli mengatakan segmen pasar untuk liburan staycation lebih cenderung menyasar keluarga kecil, terutama pada masa libur panjang pekan ini.
"Kami melihat, sasarannya lebih ke arah family. Untuk anak-anak muda ke hotel kayaknya tidak terlalu banyak. Keluarga lebih memilih melakukan staycation di hotel karena anak-anaknya bisa beraktivitas dan bermain seperti berenang, dan having fun," kata Anton, dikutip dari Antara, Jumat (2/4/2021).
Lebih lanjut, Anton mengatakan mereka yang melakukan staycation cenderung memilih untuk menginap di hotel yang terkenal dengan fasilitas, kenyamanan, dan keamanannya.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Anton berpendapat masyarakat mulai memilih downtown hotel. Sebagai informasi, downtown hotel adalah jenis hotel yang justru berlokasi di pusat keramaian, yakni kawasan perdagangan dan perbelanjaan.
"Untuk hotel yang diminati saat staycation, memang tergantung tempatnya. Kalau di kota besar seperti Jakarta, mereka lebih memilih menginap di downtown hotel di tengah kota, tempat yang nyaman untuk family. Apalagi sekarang hotel bintang empat ke atas sekarang tidak terlalu mahal dengan adanya berbagai promosi," jelas Anton.
Ia menambahkan potensi masyarakat melakukan staycation di libur panjang kali ini cukup tinggi, dan cenderung akan mengalami lonjakan.
Baca Juga
"Lonjakan staycation secara general pasti ada. Semua memilih liburan terbatas di sekitar, mengingat untuk berpergian ke luar negeri memiliki berbagai kebijakan seperti keharusan untuk karantina. Sehingga, masyarakat memilih untuk melakukan staycation di sekitar tempat mereka," jelasnya.
Terkait dengan hal ini, Anton berharap tren staycation dapat menjadi dorongan bagi industri perhotelan untuk memacu okupansinya. Tak lupa, penerapan protokol kesehatan harus diawasi secara ketat demi mencegah transmisi penyebaran Covid-19.
"Harapannya lebih ke bagaimana pengawasan, monitoring protokol kesehatan dilakukan ketat. Saya percaya liburan kini menjadi sebuah kebutuhan, karena kita need a break dan butuh refreshment untuk membantu psikologis kita. Bagaimana kita bisa liburan dengan sehat dan menjaga tidak terjadi lonjakan kasus positif Covid-19," jelas dia.