Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya menstabilkan harga bahan pokok menjelang Ramadan dengan cara menjaga ketersediaan pasokan bahan pokok di Indonesia.
“Tidak perlu operasi pasar, yang penting adalah pasokannya kita jaga,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Syailendra, dikutip dari Antara, Rabu (31/3/2021).
Syailendra menjelaskan untuk bahan pokok daging segar, Kemendag telah memetakan daerah-daerah yang potensial dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan daging sapi segar secara nasional yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), serta Bandung Raya.
“Saya sudah keliling Jawa Tengah dan Jawa Timur bersama Kementerian Pertanian untuk memastikan pasokan cadangan yang nantinya akan memenuhi kebutuhan daging segar di Jabodetabek dan Bandung. Jadi, kalau di Jakarta kurang, sudah stand by di sekitar Jakarta puluhan ribu ekor dari lokal tapi yang jenis seperti sapi limosin,” ujar Syailendra.
Jika tercium gelagat harga daging akan naik, maka Kemendag siap menyalurkannya sebagai upaya menstabilkan harga.
Sementara itu, daging beku juga sudah mulai masuk baik dari penugasan melalui BUMN pangan maupun dari pihak swasta yang secara rutin telah dilakukan menjelang Ramadhan. “Jadi tidak perlu takut, sapi banyak,” tukas Syailendra.
Baca Juga
Kemudian, untuk harga gula, Syailendra mengakui masih menemukan gula seharga Rp13.000 per kilogram, lebih mahal dari Harga Eceran Tertinggi (HET) senilai Rp12.500. Untuk itu, Syailendra meminta kepada para pedagang agar harga jual yang mereka perdagangkan dapat kembali sesuai HET.
Sebaliknya, harga untuk daging ayam saat ini berada sedikit agak tinggi yakni Rp40.000 per kg atau lebih tinggi sedikit dari harga normal sekitar Rp30.000.
“Daging ayam itu harusnya sudah over supply. Kalau harga sampai Rp40.000, mereka lama menderita mungkin. Di peternak harganya sempat Rp15.000 dan Rp20.000 per ekor. Nanti saya cek lah. Kalau naik, jangan tinggi-tinggilah. Memang pakan ternak naik tinggi. Jagung naik mau tembus Rp5.200,” ungkap Syailendra.
Ia menegaskan, sampai saat ini belum ada rencana Kemendag untuk melakukan operasi pasar, melainkan memaksimalkan stok hingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.