Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Tenaga Kerja Diprediksi Pulih, Ekonomi AS Bersiap Melaju Kuat

Sejumlah pejabat, termasuk Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dan Menteri Keuangan Janet Yellen mengekspresikan keyakinan terhadap pemulihan pasar tenaga kerja.
Bursa tenaga kerja AS./.Reuters
Bursa tenaga kerja AS./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar tenaga kerja melaju dengan kecepatan tinggi pada Maret 2021 seiirng dengan upaya Negeri Paman Sam tersebut dalam memacu ekonominya.

Sejumlah ekonom memproyeksi laporan pemerintah menunjukkan peningkatan lapangan pekerjaan dalam beberapa bulan seiring dengan kenaikan laju vaksinasi dan aktivitas ekonomi, termasuk aktivitas manufaktur yang meningkat.

Estimasi median ekonom yang disurvei Bloomberg, Minggu (28/3/2021) menunjukkan angka pengangguran bakal turun menjadi 6 persen sejalan dengan kenaikan gaji sektor nonpertanian sebanyak 643.000.

Sejumlah pejabat, termasuk Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dan Menteri Keuangan Janet Yellen mengekspresikan keyakinan terhadap pemulihan pasar tenaga kerja.

Ketika the Fed memproyeksikan angka pengangguran turun menjadi 4,5 persen hingga tahun ini, Powell menekankan hasil yang diinginkan dari ekspansi partisipasi kerja. 

Lebih dari 2 juta warga Amerika Serikat (AS) mendapatkan vaksin setiap harinya dan Presiden AS Joe Biden menyatakan semua negara bagian harus memastikan semua orang dewasa harus disuntik vaksin pada Mei 2021.

Pada saat yang sama, sejumlah negara bagian mulai melinggarkan restriksi terhadap aktivitas publik dan bisnis.

Data sebelumnya menunjukkan adanya pemulihan pada pasar tenaga kerja sejalan dengan penurunan aplikasi jaminan pengangguran regular ke titik terendah.

“Data ekonomi mulai bergerak kuat menjelang pelonggaran restriksi, vaksinasi massal, dan adanya stimulus fiskal lebih lanjut. Dari aktivitas ritel ke produksi industry, tanda-tanda akselerasi terlihat selama beberapa bulan terakhir. Bahkan, laporan ketenagakerjaan Maret ini akan menandai titik kritis, dimana ekonomi bergerak ke laju yang lebih kuat,” berdasarkan ekonom yang disurvei Bloomberg yakni Carl Riccadonna, Yelena Shulyatyeva, Andrew Husby, dan Eliza Winger.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper