Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral AS Kaji Pembentukan Dolar Digital, Saingan Sama Rupiah Digital?

Pada Agustus 2020, The Fed telah menjalin mitra dengan peneliti MIT untuk membangun dan menguji mata uang digital bank sentral.
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Selasa (13/8/2019). Bloomberg/Andrew Harrer
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Selasa (13/8/2019). Bloomberg/Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mempelajari potensi penerbitan dolar digital.

Meskipun bank sentral masih mempelajari potensi dolar digital tersebut, dia menegaskan pemeriksaan serius diperlukan sebelum mata uang semacam itu diterapkan.

"Untuk bergerak maju dalam hal ini, kami membutuhkan dukungan dari Kongres, dari administrasi, dari elemen masyarakat luas, dan kami belum benar-benar memulai pekerjaan keterlibatan publik itu," katanya, dikutip dari Business Insider, Senin (22/3/2021).

"Karena dolar AS adalah mata uang cadangan utama dunia, kami tidak perlu terburu-buru dalam proyek ini. Kami tidak [perlu] menjadi yang pertama memasarkannya."

Pada Agustus 2020, The Fed telah menjalin mitra dengan peneliti MIT untuk membangun dan menguji mata uang digital bank sentral. Para pejabat berusaha untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang mata uang digital dan potensi penerapannya melalui tes, menurut Anggota Dewan Gubernur Fed Lael Brainard. "Namun, token yang dimasukkan dalam penelitian ini hanyalah hipotesis," tambah Brainard.

Meskipun demikian, Powell menegaskan cryptocurrency atau mata uang kripto seperti bitcoin tidak dapat berfungsi sebagai pengganti yang efektif untuk dolar AS.

Powell memiliki keraguan tentang cryptocurrency dan kasus penggunaannya. Token itu mungkin pengganti emas, tetapi perubahan harga yang liar membuat mereka tidak layak untuk menggantikan dolar, kata kepala bank sentral itu dalam telekonferensi yang diselenggarakan oleh Bank of International Settlements.

"Aset kripto sangat mudah berubah - lihat bitcoin - dan karena itu tidak benar-benar berguna sebagai penyimpan nilai," kata Powell, menurut MarketWatch. "Mereka tidak didukung oleh apa pun. Mereka lebih merupakan aset untuk spekulasi."

Di antara tarik menarik mata uang digital bank sentral dan cryptocurrency terdapat stable coins. Token ini melawan volatilitas yang terlihat pada cryptocurrency dengan mengikat nilainya ke aset yang lebih stabil seperti mata uang yang dikeluarkan pemerintah.

"Stable coins adalah perbaikan atas cryptocurrency dan mungkin memiliki peran untuk dimainkan dalam mendigitalkan dolar, tetapi mereka tidak mungkin membentuk fondasi untuk sistem pembayaran global," kata Powell.

Menurutnya, setiap kandidat untuk mata uang global yang dikendalikan oleh perusahaan swasta layak mendapatkan tingkat ekspektasi regulasi tertinggi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper