Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh, Kelangkaan Chip Bikin Produsen Mobil di AS 'Ngerem' Produksi

Konsultan AlixPartners mengatakan krisis kekurangan chip global dapat membuat produsen mobil kehilangan US$61 miliar dalam penjualan tahun ini.
Ilustrasi chip/ Bloomberg
Ilustrasi chip/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah produsen mobil memutuskan untuk memperpanjang pemotongan kegiatan produksi di beberapa pabriknya di Amerika Utara guna mengatasi krisis kekurangan chip global kian memburuk.

Chip yang untuk digunakan dalam sistem mobil dan truk lebih sulit didapat karena pembuat semikonduktor telah mengalokasikan lebih banyak kapasitas untuk produk gadget dan elektronik.

Pandemi telah menyebabkan lonjakan pesanan untuk smartphone, TV, dan komputer karena orang-orang banyak menghabiskan kegiatannya di rumah. Alhasil, hal ini meninggalkan kapasitas yang lebih sedikit untuk mengimbangi peningkatan permintaan kendaraan yang lebih kuat dari perkiraan.

Gangguan pasokan petrokimia terkait cuaca baru-baru ini di AS bagian selatan dan kebakaran di pabrik pembuat chip di Jepang telah memperburuk penutupan atau penghentian produksi.

Konsultan AlixPartners mengatakan krisis kekurangan chip global dapat membuat produsen mobil kehilangan US$61 miliar dalam penjualan tahun ini.

Kemunduran baru-baru ini dapat lebih jauh menunda pemulihan kuartal kedua yang diharapkan mendorong output ekonomi. "Produksi menyusut, bukan meningkat, sehingga keseimbangan antara penawaran dan permintaan semakin buruk," kata Analis Carnorama Takeshi Miyao.

Akibat krisis ini, Ford Motor Co. menghentikan produksi di pabrik kendaraan komersial di Avon Lake, Ohio pada Senin kemarin (22/3/2021).

Perusahaan berencana untuk melanjutkan produksi pada 29 Maret 2021. Ford juga telah menghentikan satu shift di pabrik truk di Kentucky hingga 29 Maret 2021. Sebelumnya, Ford membatalkan shift ekstra di pabrik truk di Kentucky.

Ford juga telah membatalkan shift malam selama dua hari di pabrik perakitan lain di Louisville - tempat pembuatan Ford Escape dan Lincoln Corsair - karena badai musim dingin AS pada Februari dan kekurangan chip lalu.

Sementara itu, Nissan Motor Co. membatalkan produksi di sebuah pabrik di Aguascalientes, Meksiko, hingga 24 Maret 2021. Pada Senin (22/3/2021), produsen mobil asal Jepang ini telah melanjutkan kembali produksi di jalur perakitan, di Kanton, Mississippi, setelah penghentian produksi pada 20 Maret 2021. Perusahaan juga akan menormalisasi produksi di pabriknya di Smyrna, Tennessee pada hari ini, Selasa (23/3/2021).

Toyota Motor Corp. mengungkapkan tengah mengalami kekurangan petrokimia yang memengaruhi produksi 10 model mobil di pabrik Kentucky, Mississippi, Texas, Virginia Barat, dan Meksiko.

“Tim manufaktur dan rantai pasokan kami bekerja dengan rajin untuk melanjutkan operasi normal secepat mungkin dengan mengevaluasi kendala pasokan dan mengembangkan tindakan pencegahan untuk meminimalkan dampak lebih lanjut terhadap produksi,” kata perusahaan dalam email yang dikutip dari Bloomberg.

Perusahaan akhirnya harus membatasi model Toyota Camry, Camry Hybrid, Avalon, Avalon Hybrid, RAV4 Hybrid, Lexus ES 350, Lexus ES 300h, Tundra, Tacoma dan Corolla.

Tidak hanya itu, Toyota juga terpengaruh oleh musibah kebakaran di pemasok semikondaktor Renesas Electronics Corp. Perusahaan mengatakan sedang mencoba mengukur dampak kebakaran tersebut.

Adapun, tim pembelian dan produksi Honda Motor Co. diketahui sedang bekerja untuk membatasi dampak dari krisis kelangkaan chip dan menyesuaikan produksi seperlunya.

Honda telah menghentikan produksi di beberapa pabrik di AS dan Kanada, termasuk pabrik di Alabama, Indiana, Ohio, dan Ontario. Perusahaan menyalahkan dampak pandemi, kekurangan chip, dan cuaca musim dingin yang parah pada rantai pasokannya.

BMW AG mengaku tidak terpengaruh dengan krisis kelangkaan chip tersebut. Pada awal Februari, Tesla Inc. melihat adanya kenaikan permintaan barang elektronik yang memicu kelangkaan chip. Namun, Tesla belum mengetahui dampaknya bagi perusahaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper