Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa Minister of Economy, Trade, and Industry Jepang Kajiyama Hiroshi memuji kebijakan PPnBM Indonesia.
Seperti diketahui, pemerintah memberikan relaksasi pajak barang mewah untuk mobil tertentu sejak Maret 2021 hingga November 2021. Mobil penumpang 4x2, termasuk sedan berkubikasi mesin 1.500 cc yang diproduksi di Indonesia dengan local purchase 70 persen yang dapat menikmati fasilitas ini.
“Menteri Kajiyama juga memuji kebijakan relaksasi PPnBM yang dianggap dapat mendorong kemudahan investasi bagi industri Jepang yang akan masuk ke Indonesia,” kata Menperin dalam keterangan resmi belum lama ini.
Hal itu disampaikan Kajiyama saat kunjungan Menperin Agus ke Jepang beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut mereka membahas pengembangan kerja sama New Manufacturing Industrial Development Center (New MIDEC) di bawah kerangka kerjasama bilateral Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
Sementara itu ementerian Perindustrian mencatat animo masyarakat terhadap kebijakan PPnBM nol persen untuk mobil tertentu sangat tinggi. Hal ini terlihat dari purchase order atau surat pemesanan yang naik 140,8 persen per 12 Maret 2021.
Pemerintah pun meminta agar pabrikan dapat meningkatkan utilisasi sehingga bisa cepat melayani permintaan konsumen tersebut.
Namun menurut pabrikan, meningkatkan utilitasasi di tengah pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya pembatasan aktivitas di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlaku dan kesiapan rantai pasokan menjadi isu.
Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra mengatakan pabrik masih menerapkan jaga jarak antarkaryawan pada fasilitas produksi minimal 1,5 meter. Oleh sebab itu, kata Amelia, relaksasi PPnBm tidak serta-merta akan mengerek volume produksi.
“Saat kondisi pandemi semua pabrik harus menerapkan protokol, yang mana protokol ini harus menerapkan jarak 1,5 meter antarkaryawan untuk proses produksi, jadi kapasitas yang terpakai tidak bisa penuh seperti kondisi normal,” ujar Amelia.
Dia juga menyoroti kesiapan dari pemasok komponen industri otomotif, yang saat ini membutuhkan waktu untuk meningkatkan produksi. "Produksi pasti akan mengimbangi, hanya membutuhkan waktu,” pungkasnya.
Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Kecil-Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Wan Fauzie mengatakan pelaku usaha berharap kemudahan pembiayaan perbankan dalam menunjang kinerja pelaku usaha. Dia memperkirakan kebutuhan material otomotif akan naik sekitar 20 persen hingga tiga bulan mendatang.
"Setiap bulan kami belanja 200-300 ton material, kebutuhan modalnya sekitar Rp3—4,5 miliar per bulan," kata Fauzie memberikan gambaran kebutuhan perusahaan yang dia pimpin, PT Ganding Toolsindo.
Namun, Fauzi menyebut pada tiga bulan terakhir perbankan sulit mencairkan kembali kredit karena sejumlah alasan misalnya limit yang dikurangi karena adanya pandemi Covid-19. Hal ini dirasakan oleh semua anggota asosiasi.