Bisnis.com, JAKARTA – Perombakan direksi yang dilakukan terhadap PT Pelabuhan Indonesia I hingga IV menunjukkan kurangnya perencanaan manajemen hingga tingginya kepentingan politis di dalam tubuh Kementerian BUMN.
Direktur Eksekutif National Maritime Institute Siswanto Rusdi mengatakan hanya ada dua kemungkinan yang menyebabkan cepatnya pergantian direksi di tubuh BUMN sektor pelabuhan. Kurangnya perencanaan dari dan kentalnya aroma kepentingan politis di tubuh BUMN.
Dia mencontohkan nama Dani RusIi Utama yang dicopot padahal belum setahun memimpin Pelindo I. Menurutnya pergantian direksi tersebut terlalu cepat dilakukan, sehingga memberikan kesan tidak ada standar penilaian yang jelas. Belum lagi, imbuhnya, direksi baru dari Pelindo II yang bukan berasal dari sektor pelabuhan.
Padahal Siswanto yakin untuk membangun sektor pelabuhan dibutuhkan orang-orang yang memiliki jiwa di sektor ini.
“Kalau Pak [Dani Rusli Utama] enggak perform, saya enggak percaya. Sebab beliau eksekutif pelabuhan yang brilian. Perencanaan manajemen yang dipilih enggak terencana diambilnya dari mana-mana. Ini juga membuktikan kepentingan politis dan kelompok juga tinggi. Bukan berarti orang-orang diganti ada cacatnya,” ujarnya, Selasa (16/3/2021).
Sementara itu, pakar maritim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Saut Gurning mengatakan penilaian portofolio para direksi BUMN sepertinya dievaluasi dengan aktif oleh Kementerian. Walaupun, kinerja korporasi merupakan usaha kolektif dari semua jajaran direksi tetapi terlihat bahwa jajaran level di bawah dirut juga diapresiasi dengan lebih baik saat ini.
Baca Juga
Para direksi ataupun Dirut sebelumnya telah banyak melakukan banyak terobosan serta usaha baik. Hanya saja, mungkin pihak Kementerian BUMN memiliki indikasi tersendiri atas penggantian tersebut.
Selain itu kemungkinan Kementerian BUMN juga sedang berupaya melakukan pengembangan, kolaborasi dan penciptaan nilai tambah menjadi parameter penilaian penting yang menjadi inputan evaluasi bagi jajaran direksi. Termasuk mempertimbangkan masukan eksternal khususnya pengguna jasa ataupun ekosistem sekitar korporasinya, sehingga ekspektasi dan apresiasi pemangku kepentingan juga mungkin menjadi tambahan variabel penting.
Dia berharap agar susunan baru ini dapat lebih memberikan ruang pengembangan baru jasa kepelabuhanan nasional yang lebih inovatif, produktif serta membanggakan dunia maritim nasional ke depan.
“Menurut saya para direksi atau dirut saat ini sudah merupakan figur kuat yang bertumbuh dalam ruang dan bisnis kepelabuhanan. Jadi harapan besar ditunggu oleh masyarakat kepelabuhanan dan maritim nasional atas berbagai usaha perubahan dan perkembangan yang lebih baik di masa mendekat,” ujarnya.