Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Tesla Inc. Elon Musk digugat pemegang saham yang menuduhnya melanggar kesepakatan dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada 2018.
Tuduhan ini juga mencakup cuitan Elon Musk di Twitter dimana penggugat meminta pengawasan lebih lanjut. Gugatan ini terkait dengan beberapa posting Musk di Twitter, termasuk postingannya soal harga saham Tesla yang dinilai terlalu tinggi pada 1 Mei 2020.
Ungkapannya di Twitter dianggap telah membuat penurunan nilai pasar Tesla lebih dari US$13 miliar. Gugatan tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg, mengklaim bahwa Musk mengekspos Tesla terhadap potensi denda dan hukuman dari regulator di dalam cuitannya di Twitter sehingga berisiko menurunkan harga sahamnya.
Gugatan ini juga menyebutkan dewan pengawas perusahaan telah gagal mengendalikan perilaku Musk dan menempatkan perusahaan dalam risiko.
Gugatan oleh investor Chase Gharrity, yang diajukan di Delaware Chancery Court, dibuka pada hari Jumat (12/3/2021). Adapaun, gugatan ini awalnya diajukan 8 Maret 2021. Sayangnya, Tesla tidak menanggapi perkara ini.
Tesla, Musk, dan SEC sebenarnya telah mencapai kesepakatan pada April 2019 yang memberi CEO kebebasan untuk menggunakan Twitter - dalam batasan tertentu - tanpa takut dihina karena melanggar perintah pengadilan sebelumnya.
Baca Juga
Perjanjian tersebut memungkinkan Musk untuk membagikan Tweet-nya sesuai keinginannya kecuali tentang peristiwa atau pencapaian finansial tertentu.
Dalam kasus tersebut, Musk harus meminta persetujuan sebelumnya dari pengacara sekuritas, menurut perjanjian yang diajukan ke pengadilan federal Manhattan.
Perjanjian April 2019 adalah hasil dari pertarungan selama bertahun-tahun antara Musk dan SEC yang dimulai setelah tweetnya pada 7 Agustus 2018, di mana dia menyatakan bahwa perusahaan telah mengamankan pendanaan untuk pengambilalihan saham senilai US$420 per saham. SEC mengajukan keluhan dengan tuduhan bahwa Musk telah melakukan penipuan terhadap sekuritas.
Dikutip dari Tech Crunch, Musk dan Tesla menyelesaikan dengan SEC tanpa mengakui kesalahannya. Tesla setuju untuk membayar denda US$20 juta dan Musk harus setuju untuk mundur sebagai pemimpin Tesla untuk jangka waktu setidaknya tiga tahun. Selain itu, perusahaan harus menunjuk dua direktur independen untuk dewan pengawas dan Tesla juga diberitahu untuk menyiapkan cara untuk memantau pernyataan Musk kepada publik tentang perusahaan tersebut, termasuk melalui Twitter.
Pertarungan itu dihidupkan kembali setelah Musk mengirim Tweet pada 19 Februari 2019 bahwa Tesla akan memproduksi sekitar 500.000 mobil tahun itu dan mengoreksi dirinya sendiri beberapa jam kemudian untuk mengklarifikasi bahwa maksudnya perusahaan akan memproduksi pada tingkat tahunan 500.000 kendaraan pada akhir tahun.
Adapun, Gugatan terbaru dari investor Tesla ini menuduh bahwa Tweet Musk melanggar keputusan April 2019 dan mengkhianati tugas fidusia dan dewannya.