Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Impor Beras Saat Produksi Diproyeksi Naik, Ini Alasannya

Perum Bulog memastikan importasi yang ditugaskan kepada Bulog tidak akan mengganggu proses panen yang memasuki puncaknya Maret ini.
Aktivitas pedagang beras lokal di Pasar Sentral Antasari Banjarmasin, Kamis (20/9/2018)./Bisnis-Arief Rahman
Aktivitas pedagang beras lokal di Pasar Sentral Antasari Banjarmasin, Kamis (20/9/2018)./Bisnis-Arief Rahman

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menjelaskan pemberian alokasi impor beras pada Perum Bulog tahun ini dilakukan sebagai antisipasi atas pandemi yang berkepanjangan.

Importasi pun dilakukan untuk memastikan pemerintah bisa terus menyalurkan beras ketika ada gangguan pasokan dari produksi di dalam negeri. 

“Sebagaimana diketahui kita masih di situasi pandemi. Dari FAO sendiri ada potensi krisis pangan dan semua negara harus menjaga ketersediaan. Pasar pangan juga jarang, jadi kita harus antisipasi. Jangan sampai nanti pasokan di luar tidak ada dan di sini juga tidak ada, kita harus siap-siap,” kata Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud kepada Bisnis.com, Minggu (7/3/2021).

Musdhalifah mengatakan impor tetap akan dilakukan meski terdapat potensi produksi tahun ini akan naik. Dia menjelaskan potensi surplus beras yang dinikmati Indonesia tahun ini tidak terlalu besar dan berpeluang membuat pasokan ketat.

Di sisi lain, Musdhalifah mengemukakan stok cadangan yang dikelola Bulog telah berada di angka 1 juta ton atau berada di bawah volume minimal yang diamanatkan pemerintah untuk stabilitas pasokan. Karena itu, stok beras Bulog perlu ditambah di tengah berlanjutnya tugas penyaluran beras untuk mencegah munculnya spekulasi harga.

“Jadi ini bagian antisipasi. Selain itu hasil panen raya sekarang hanya bisa digunakan beberapa bulan, sampai akhir tahun kita harus antisipasi terus,” lanjutnya.

Berkenaan dengan waktu realisasi impor, Musdhalifah mengatakan waktu pemasukan akan sepenuhnya diatur oleh Perum Bulog dan Kementerian Perdagangan. Dia memastikan Bulog akan terus melakukan penyerapan guna mencegah turunnya harga beras di tingkat usaha tani.

Adapun dalam rangka penyaluran pemerintah telah menyiapkan sejumlah kanal seperti program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) yang berlangsung sepanjang tahun dan juga penyaluran beras bantuan sosial. 

“Sementara KPSH terus berjalan, bantuan beras juga terus digulirkan selama pandemi. Jadi potensi penyaluran Bulog besar. Kita harus jaga terus stoknya di angka 1 sampai 1,5 juta ton. Kalau stok di bawah 1 juta ton, ada peluang pasar bisa spekulasi harga, padahal masyarakat sedang dalam kondisi susah,” kata dia.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaluddin Iqbal memastikan importasi yang ditugaskan kepada Bulog tidak akan mengganggu proses panen yang memasuki puncaknya Maret ini. Perusahaan pun akan tetap memprioritaskan penyerapan beras dari dalam negeri.

“Sekiranya kami sudah menerima penugasan tertulis, dalam pelaksanaannya Bulog akan memperhitungkan masa panen. Bagi kami sumber pengadaan utama adalah produksi petani di dalam negeri,” kata Iqbal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper