Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bapanas Was-was Stok Beras Semester II Menipis, Cadangan Ditingkatkan

Bapanas fokus menigkatkan stok cadangan beras untuk memastikan ketersediaan beras pada semester II aman
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut kondisi perberasan Indonesia akan mengalami tantangan pada semester II/2025. Bapanas fokus dalam meningkatkan cadangan beras untuk mengantisipasi hal tersebut.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah harus segera menyiapkan cadangan beras pemerintah (CBP). Hal ini mengingat tantangan perberasan nasional akan semakin meningkat di semester kedua ini.

“Di semester kedua nanti biasanya berat di November, Desember bahkan sampai Januari. Nah pada waktu itu, kita semua harus siapkan CBP seperti pemerintah yang hari ini lakukan. Jadi kita sudah on the track,” kata Arief dalam keterangan tertulis, dikutip pada Minggu (29/6/2025).

Arief menuturkan dari Januari sampai saat ini, produksi beras Indonesia mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu.

Dalam Food Outlook Biannual Report on Global Food Markets yang dipublikasikan Food and Agriculture Organization (FAO) Juni, Indonesia berada di urutan ke-4 sebagai produsen beras terbesar. Dengan capaian itu, Indonesia berada lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya, seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Filipina.

“Panen kita dalam 1–2 bulan ke depan bukan big harvest lagi. Maret dan April itu panen raya setara beras sampai 10 juta ton. Sekitar 2,5–2,6 juta ton sudah masuk ke Bulog, berarti sisanya 3/4 ada di penggilingan padi, baik di masyarakat luas dan di petani,” ujarnya.

Namun, dia menjelaskan bahwa biasanya imbas tren produksi beras yang menurun, maka harga gabah petani akan mulai merangkak naik. “Nah ini saatnya tugas pemerintah menggunakan stok Bulog yang ada,” ungkapnya.

Per 26 Juni 2025, rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dalam Panel Harga Pangan Bapanas berada di level Rp6.733 per kilogram atau 3,58% di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang Rp6.500 per kilogram.

Rata-rata harganya mengalami kenaikan 1,69% jika dikomparasi terhadap rerata harga GKP sebulan lalu yang kala itu di Rp6.621 per kilogram.

Adapun sebagai mitigasi, menjelang paruh kedua 2025, pemerintah telah menyiapkan strategi intervensi perberasan ke masyarakat secara masif. Salah satunya dalam bentuk bantuan pangan beras kepada 18.277.083 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Kemudian, dalam bentuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras ke pasaran dengan salur maksimal 1,318 juta ton sampai akhir 2025.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper