Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadangan Devisa Cetak Rekor, Akankah Tren Peningkatan Terus Berlanjut?

Posisi cadangan devisa Februari 2021 setara dengan pembiayaan 10,5 bulan impor atau 10,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Karyawan menghitung uang dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung uang dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Posisi cadangan devisa Indonesia pada Februari 2021 tercatat mencapai US$138,8 miliar. Posisi ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.

Jumlah cadangan devisa tersebut meningkat dari posisi Januari 2021 yang tercatat sebesar US$138,0 miliar. Bank Indonesia (BI) menyebut, posisi cadangan devisa Februari 2021 setara dengan pembiayaan 10,5 bulan impor atau 10,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

BI juga menyampaikan peningkatan cadangan devisa pada periode Febrruari 2021 lebih disebabkan oleh naiknya penarikan pinjaman pemerintah, serta dari penerimaan pajak. 

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai salah satu penyumbang peningkatan cadangan devisa adalah naiknya harga komoditas akhir-akhir ini, sehingga ikut menambah penerimaan negara.

Di sisi lain, pembayaran utang pemerintah pada awal tahun masih belum agresif, sehingga menyeimbangkan aliran modal asing yang keluar atau outflow yang masih terjadi hingga akhir Februari 2021, terutama di pasar obligasi.

Outflow masih relatif terjadi, tapi tidak terlalu besar, yang besar itu seminggu terakhir ini,” katanya kepada Bisnis, Jumat (5/3/2021).

David memperkirakan cadangan devisa ke depan masih memiliki potensi untuk meningkat, tetapi peningkatannya cenderung tidak besar dikarenakan masih ada kekhawatiran peningkatan yield US Treasury bertenor 10 tahun.

Namun, menurutnya kekhawatiran investor ini tidak akan berlangsung lama. Bahkan, pada beberapa minggu ke depan, imbuhnya, aliran modal asing akan kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia.

“Dengan meredanya sentimen negatif akibat peningkatan yield US Treasury, kita berhadap akan ada inflow dana lagi,” tuturnya.

David pun memperkirakan nilai tukar rupiah masih akan bergerak stabil dan tidak akan banyak terpengaruh oleh kondisi tersebut dalam beberapa waktu ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper