Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Tegaskan Ekonomi RI Membaik, Risiko Relatif Stabil

Hal ini diperkuat dengan sentimen positif dan investor asing yang mulai masuk ke emerging market atau negara berkembang termasuk Indonesia membawa sentimen positif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan di Kantor DJP, Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan di Kantor DJP, Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa kondisi pasar keuangan cukup baik di awal tahun 2021.

Hal ini diperkuat dengan sentimen positif dan investor asing yang mulai masuk ke emerging market atau negara berkembang termasuk Indonesia membawa sentimen positif.

Berdasarkan data The Institute International Finance (IIF) Capital Flow Tracker, aliran dana yang masuk ke negara berkembang selama Januari cukup tinggi, yaitu mencapai US$53,5 miliar. Ini dalam bentuk saham US$9,4 miliar dan surat utang US$44,2 miliar.

“Mayoritas mata uang emerging market menguat kembali akibat sentimen positif investor terhadap kondisi global,” katanya melalui sambutan virtual, Kamis (4/3/2021).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa indeks bursa pun secara umum meningkat seiring mengalirnya modal asing ke negara berkembang. Persepsi risiko yang ditunjukkan dengan credit default swap (CDS) beberapa negara menunjukkan tren menurun dan relatif stabil.

Khusus di Indonesia, secara umum kondisi fundamental pasar keuangan menunjukkan perbaikan yang signifikan dan dalam kondisi yang baik.

Ini terlihat dari nilai tukar yang stabil karena mengalami apresiasi. IHSG meningkat dan CDS cukup rendah dan kembali berada di level awal tahun 2020.

“Sehingga kita menghadapi dalam kondisi yang relatif sekarang pasar memahami tantangan Covid-19 ini meski tidak pasti dan masih timbulkan ketidakpastian. Tapi paling tidak kebiasaan melihat risiko relatif stabil dan normal,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper