Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong pelaku industri sektor pariwisata untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan di tengah masa sulit akibat pandemi Covid-19.
Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf Hanifah Makarim mengatakan pasar modal merupakan salah salah satu sumber pembiayaan yang belum terlalu dipahami oleh sebagian besar pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Oleh karena itu, kami akan memperkenalkan cara melantai di bursa dan tentunya dengan pakar-pakar yang luar biasa supaya para pelaku usaha mendapat gambaran bahwa UMKM ternyata bisa masuk ke pasar modal,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Rabu (3/3/2021).
Saat ini, lanjutnya, permodalan masih menjadi salah satu kendala bagi para pelaku usaha di Indonesia. Sebanyak 92,37 persen pelaku ekonomi kreatif hanya mengandalkan modal sendiri atau pinjaman dari keluarga untuk membantu usahanya.
Sementara itu, hanya 24,44 persen yang memperoleh pembiayaan dari perbankan dan 0,66 persen dari lembaga keuangan nonperbankan.
Partnership Coordinator IDX Incubato Alan Fatih menambahkan pelaku UMKM sangat mungkin untuk melantai di bursa efek melalui initial public offering (IPO). Skema ini merupakan proses suatu perusahaan untuk menawarkan saham agar dapat dibeli oleh masyarakat umum melalui Bursa Efek untuk yang pertama kalinya.
Baca Juga
Terdapat beberapa platform yang disediakan Bursa Efek Indonesia (BEI), antara lain papan utama, papan pengembangan, dan papan akselerasi. Papan akselerasi ini yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha untuk melantai di bursa.
"Ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengembangkan usaha melalui pasar modal. Harapannya pasar modal ini bisa menjadi sumber pendanaan bagi semua ukuran perusahaan dan kami juga berharap perusahaan dapat berkembang melalui pasar modal. Jadi, tidak menunggu besar dulu untuk IPO, tapi IPO untuk menjadi besar,” ujarnya.