Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Ketat Sapi Australia Bisa Pengaruhi Pasar Daging RI

Sejauh ini pasar daging impor nasional didominasi oleh pasokan asal Australia.
Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar
Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA – Ketatnya pasokan sapi hidup asal Australia akibat pemulihan populasi yang terjadi di negara tersebut dipastikan bakal memengaruhi volume impor sapi bakalan tahun ini.

Importasi sapi bakalan yang turun dipastikan bisa memperbesar pangsa untuk daging sapi beku yang dipasok perusahaan swasta.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) Suhandri menjelaskan proyeksi kebutuhan daging sapi impor selain daging kerbau India dan daging sapi Brasil pada 2021 adalah 180.000 ton.

Volume ini diperkirakan akan dipasok dari sapi hasil penggemukan eks-impor dan daging sapi beku (meat box) dengan komposisi 50:50. 

“Jika memang tahun ini dari penggemukan tidak bisa memasok 90.000 ton, maka kekurangannya akan dipasok dari impor daging beku. Selama ini seperti itu. Komposisinya bisa 50 banding 50 atau 60 banding 40,” kata Suhandri saat dihubungi, Selasa (2/3/2021).

Dia pun memastikan importasi yang bisa dilakukan swasta hanya berasal dari negara-negara yang sudah bebas PMK seperti Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Sejauh ini pasar daging impor nasional didominasi oleh pasokan asal Australia.

“Kami tidak bisa impor dari negara-negara Amerika Selatan karena di sana belum bebas PMK secara natural, baru free by vaccine. Sesuai regulasi yang bisa impor dari sana memang hanya BUMN untuk penugasan,” kata dia.

Pemerintah sendiri memproyeksikan kebutuhan daging sapi pada 2021 mencapai 696.956 ton. Prognosis awal menyebutkan pasokan dari sapi lokal berjumlah 473.811 ton, sedangkan sisanya dipasok lewat impor yang terdiri atas penugasan terhadap BUMN dan impor sapi bakalan serta daging sapi oleh swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper