Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Pasokan Sapi Bakalan dari Australia Berkurang, Importir Lirik 2 Negara Ini

Negeri Kanguru diramal bakal kehilangan statusnya sebagai eksportir daging sapi terbesar nomor kedua di dunia saat pemulihan populasi ternak berlangsung.
Iim Fathimah Timorria
Iim Fathimah Timorria - Bisnis.com 02 Maret 2021  |  15:31 WIB
Pasokan Sapi Bakalan dari Australia Berkurang, Importir Lirik 2 Negara Ini
Ilustrasi sapi bakalan

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha penggemukan mulai menjajaki importasi sapi bakalan dari Meksiko dan Brasil guna menghindari dampak panjang dari kenaikan harga komoditas tersebut dari Australia.

Impor sapi bakalan dari Australia diperkirakan lebih rendah tahun ini sebagai imbas dari upaya pemulihan populasi di peternakan sapi negara tersebut. 

Data Departemen Pertanian Australia menunjukkan populasi sapi menyentuh 24,64 juta ekor pada 2020. Angka ini merupakan yang terendah sejak 1990-an menurut laporan Bloomberg. Populasi yang menurun ini pun berimbas terhadap harga dan pengiriman sapi bakalan ke sejumlah pasar utama Australia.

Negeri Kanguru bahkan diramal bakal kehilangan statusnya sebagai eksportir daging sapi terbesar nomor dua terbesar di dunia saat pemulihan populasi ternak berlangsung.

Dari segi harga, sapi asal Australia biasanya masih bersaing dengan harga sapi produksi negara-negara Amerika Selatan seperti Brasil dan Argentina.

Namun sejak populasi terganggu, pasokan sapi di Negeri Kanguru makin ketat dan berimbas pada naiknya harga. Harga sapi Australia bahkan mulai melampaui harga sapi Amerika Serikat yang secara historis lebih mahal.

Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong (Gapuspindo) Joni P. Liano menyebutkan kondisi pasokan sapi bakalan ini menyebabkan utilisasi kandang penggemukan saat ini hanya di kisaran 50 persen atau sekitar 300.000 sampai 350.000 ekor dalam setahun.

Pada masa normal, keterisian kandang penggemukan bisa mencapai 700.000 ekor atau 70 persen dari kapasitas total.

“Dengan utilisasi ini efeknya ke overhead price. Bisnis menjadi tidak efisien,” kata Joni saat dihubungi, Selasa (2/3/2021).

Demi menghindari dampak panjang dari pasokan sapi bakalan Australia yang terbatas saat pemulihan populasi, Joni mengatakan pelaku usaha dan pemerintah sedang membicarakan peluang untuk mengimpor sapi bakalan dari Meksiko.

Negara tersebut menjadi opsi alternatif karena telah dinyatakan bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) dan bisa melakukan pengiriman sapi hidup.

“Namun memang untuk implementasinya tidak bisa cepat. Ada tahap-tahap yang harus diikuti. Bagaimanapun kita tidak bisa hanya bergantung dari satu pemasok yang selama ini berasal dari Australia,” katanya.

Alternatif pemasok ini pun disebut Joni perlu mengingat Australia mulai mendiversifikasi pasar untuk sapi bakalannya. Menurut data Departemen Pertanian Australia, ekspor sapi bakalan ke Vietnam tumbuh dalam dua tahun terakhir ketika ekspor ke Indonesia turun.

Pada 2020 misalnya, ekspor sapi bakalan jantan Australia ke Vietnam naik dari 267.563 ekor menjadi 289.555 ekor. Sementara ke Indonesia turun  dari 674.076 ekor menjadi 466.525 ekor.

Joni juga mengemukakan terdapat pula usulan untuk mengimpor sapi bakalan dari Brasil. Populasi sapi di negara eksportir daging sapi terbesar di dunia itu tercatat mencapai 244 juta ekor menurut data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).

Meski terdapat banyak alternatif pemasok sapi bakalan, Joni mengatakan importasi tetap tidak akan mudah. Sapi hidup asal Brasil dia sebut belum bebas dari PMK sehingga tidak bisa masuk ke Indonesia. Kondisi ini kontras dengan sapi Meksiko yang sudah disetujui sebagai salah satu pemasok sapi bakalan.

“Sapi  dari Brasil tidak bebas PMK murni, masih perlu divaksin sehingga tidak bisa masuk. Sempat ada usulan mengadopsi closed system untuk importasi, tetapi masih dikaji,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

impor sapi
Editor : Amanda Kusumawardhani

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top