Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Februari Diprediksi Landai, Ini Risiko yang Patut Diwaspadai

Secara historis pergerakan inflasi pada awal tahun, khususnya pada Februari akan bergerak melambat jika dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya.
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memperkirakan peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Februari 2021 akan bergerak melandai jika dibandingkan dengan inflasi pada bulan-bulan sebelumnya.

Berdasarkan konsensus Bloomberg, ekonom memperkirakan rata-rata inflasi pada Februari 2021 adalah sebesar 1,38 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dengan estimasi atas sebesar 1,50 persen dan estimasi bawah sebesar 1,24 persen.

Sementara secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi secara rata-rata diperkirakan sebesar 0,09 persen. Estimasi atas perkiraan inflasi adalah sebesar 0,12 persen dan estimasi bawah 0,08 persen.

Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan inflasi pada periode tersebut sebesar 0,11 persen secara bulanan dan 1,38 persen secara tahunan.

Dia menjelaskan, secara historis pergerakan inflasi pada awal tahun, khususnya pada Februari akan bergerak melambat jika dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya.

“Kalau dari sisi harga memang normalnya pada Februari rendah, di bawah 0,1 persen mtm biasanya,” katanya kepada Bisnis, minggu (28/2/2021).

David mengatakan pada Februari 2021 pun, harga bahan pangan internasional pun belum banyak berdampak pada harga di dalam negeri, misalnya harga gandum yang sudah mulai meningkat namun belum signifikan.

“Yang harus diwaspadai 2 hingga 3 bulan ke depan ketika kita menggunakan harga baru dengan kontrak yang baru, kan kita impor gandum misalnya, ini akan berpengaruh ke [harga] barang jadinya,” jelasnya.

Namun demikian, dia memberikan catatan bahwa permintaan hingga saat ini masih tertekan sehingga ada kemungkinan peningkatan harga pangan impor juga akan dilakukan dengan sangat berhati-hati.

Di sisi lain, David memprediksi inflasi inti pada Februari 2021 adalah sebesar 1,52 persen yoy. Salah satu pendorongnya adalah penurunan harga emas meskipun tidak secara signifikan menyumbang inflasi.

Kendati inflasi masih tercatat rendah, David menambahkan, mobilitas masyarakat yang diperkirakan akan meningkat pada semester II/2021 sejalan dengan program vaksinasi yang telah bergulir perlu diwaspadai.

“Khawatirnya di kuartal III dan IV mobilitas masyarakat makin bagus, confidence makin bagus, jadi harus waspada dengan manajemen persediaan barang, terutama bahan pangan,” tuturnya.

Sementara, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memperkirakan inflasi pada Februari 2021 berkisar hingga 0,3 hingga 0,35 persen.

Inflasi yang terjadi pada periode ini menurutnya lebih didorong oleh kenaikan harga bahan pangan akibat faktor cuaca dan bencana alam, khususnya banjir, serta tekanan harga komoditas impor.

“Banjir itu bukan saja berdampak di Jakarta sebagai tujuan pengiriman bahan pangan, tapi juga banjir di Jawa Tengah ikut mendorong kenaikan harga cabai. Tercatat cabai sudah mulai liar kenaikan harga di beberapa daerah,” katanya.

Bhima memperkirakan inflasi inti belum menunjukan adanya pergerakan yang berarti karena sisi permintaan masyarakat yang masih rendah. Menurutnya, hal ini dipicu oleh kebijakan yang kontradiktif dari pemerintah.

Misalnya, berlanjutnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) namun dengan kebijakan yang lebih longgar, vaksinasi memasuki tahap kedua, diskon pajak mobil baru namun di sisi lain wacana cuti lebaran dan tahun baru dipangkas sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa pandemi Covid-19 masih akan menjadi ancaman sepanjang tahun.

“Kondisi ini membuat masyarakat kembali menabung di bank dan menunda belanja,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper