Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melirik potensi logam tanah jarang atau rare earth element untuk menjadi sumber energi baru dan terbarukan.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Agung Pribadi mengungkapkan bahwa logam tanah jarang atau rare earth element (REE) belum dimanfaatkan sebagai sumber energi di Indonesia.
Menurutnya, Badan Geologi Kementerian ESDM bertugas menginventarisasi potensj REE yang dimiliki Indonesia.
"Tugasnya Badan Geologi bagaimana menginventarisasi sumber daya alam yang bisa dimanfaatakan dan mendukung pemanfaatan EBT yang lebih ramah lingkungan," katanya seperti dikutip melalui laman Kementerian ESDM, Minggu (28/2/2021).
Selain REE, kata Agung, Indonesia memiliki potensi nikel yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai energi bersih, salah satunya baterai.
Menurutnya, Indonesia bisa menjadi pemeran penting dalam industri energi baterai listrik, sehingga ke depannya Indonesia dapat lebih memanfaatkan potensi itu.
"Mudah-mudahan ke depan EBT bisa lebih murah lagi, sejalan dengan berkembangnya teknologi. Regulasinya juga memihak kepada EBT sehingga bisa dikembangkan pemanfaatannya. Semoga rencana kita bauran EBT 23 persen pada 2025 ini bisa terkejar," jelasnya.