Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendag Lutfi: Dirjen Baru WTO Sosok Komplet

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh WTO dalam beberapa tahun terakhir adalah mandeknya fungsi appellate body akibat konsensus yang urung tercapai di antara negara anggota.
Menteri Perdagangan RI M. Lutfi. /Kementerian Perdagangan
Menteri Perdagangan RI M. Lutfi. /Kementerian Perdagangan

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia menyambut positif terpilihnya Ngozi Okonjo-Iweala sebagai Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Sosok ini dipandang bakal membawa reformasi organik bagi organisasi multilateralisme yang kehilangan pengaruhnya dalam beberapa tahun terakhir akibat menguatnya unilateralisme di antara negara anggota. 

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang secara personal pernah bertemu dengan Ngozi mengatakan perempuan yang dua kali menjabat sebagai Menteri Keuangan Nigeria itu adalah sosok yang komplet dalam mendukung reformasi di WTO.

Latar belakangnya di Bank Dunia dan memimpin sektor keuangan emerging countries dipandang Lutfi menjadi modal kuat dalam mengakomodasi kebutuhan reformasi. 

“Dia mengerti multilateralisme karena lama di Bank Dunia. Selain itu dia juga mengerti development karena pernah menjadi Menteri Keuangan Nigeria. Ngozi juga memahami disparitas antara negara kaya dan negara miskin. Jadi ini adalah organic reform tanpa harus reformasi,” kata Lutfi kepada Bisnis, Selasa (16/2/2021).

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh WTO dalam beberapa tahun terakhir adalah mandeknya fungsi appellate body akibat konsensus yang urung tercapai di antara negara anggota. Dalam hal ini, Amerika Serikat menolak penunjukkan juri forum tersebut karena dipandang menghasilkan keputusan yang tak menguntungkan. 

“Mudah-mudahan dengan dipilihnya Ngozi ini, WTO bisa kembali lagi ke multilateralisme, jadi dalam waktu tak lama appellate body akan berjalan. Jadi mekanisme perdagangan internasional akan kembali,” kata Lutfi.

Saat ditanyai mengenai dampak penunjukkan Ngozi terhadap sengketa dagang yang dihadapi Indonesia, Lutfi mengatakan kendala yang acap kali dihadapi oleh negara berkembang adalah keterbatasan mempersiapkan diri. Hal ini kontras dengan negara-negara maju yang lebih siap dalam menyiapkan tim hukum dan anggaran.

“Pada dasarnya penyelesaian sengketa adalah proses yang berdaulat, bermartabat. Tetapi ada kelemahan negara berkembang, misal negara maju sudah siap dengan lawyer-nya, mereka sudah terbiasa. Sementara negara berkembang ada permasalahan ketika hiring lawyer, terkadang anggaran tidak ada," jelasnya.

Namun, ia menilai Indonesia sudah smakin maju sehingga masalah di atas tidak akan terjadi. Ia pun berharap dengan adanya sosok dari emerging countries seperti Ngozi dari Nigeria bisa mendorong bukan saja perdagangan yang bebas tetapi juga perdagangan yang berkeadilan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper