Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rasio Utang Membengkak, Pinjaman Pemerintah Tembus US$206,4 Miliar

Meski meningkat, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan struktur ULN Indonesia tersebut tetap sehat, dengan didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat rasio Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal IV/2020 mencapai 39,4 persen. Angka ini meningkat dibandingkan dengan rasio pada kuartal sebelumnya sebesar 38,1 persen. 

Meski meningkat, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan struktur ULN Indonesia tersebut tetap sehat, dengan didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

“Struktur ULN Indonesia yang tetap sehat juga tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,1 persen dari total ULN,” katanya dalam siaran pers, Senin (15/2/2021).

Erwin mengatakan, posisi ULN Indonesia pada akhir kurtal IV/2020 tercatat sebesar US$417,5 miliar, terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar US$209,2 miliar dan ULN sektor swasta, termasuk BUMN, sebesar US$208,3 miliar.

Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia pada akhir kuartal IV/2020 tercatat tumbuh 3,5 persen secara tahunan, turun jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 3,9 persen.

Dia menjelaskan, perlambatan ULN tersebut terutama disebabkan perlambatan pertumbuhan ULN swasta, di mana pada kuartal IV/2020 meningkat 3,8 persen secara tahunan, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 6,2 persen.

Perkembangan ini didorong oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan (LK) yang lebih dalam. 

Sementara, ULN Pemerintah tercatat sebesar US$206,4 miliar atau tumbuh 3,3 persen secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal III/2020 sebesar 1,6 persen secara tahunan.

Erwin mengatakan, perkembangan ini didukung oleh terjaganya kepercayaan investor sehingga mendorong masuknya aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN), di samping adanya penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

Dia menambahkan, alam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper