Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) masih menunggu untuk menegosiasikan kembali tarif sewa atau pengembalian sebanyak 6 unit pesawat Bombardier CRJ-1000 kepada Export Development Canada (EDC).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pengadaan enam pesawat tersebut menggunakan skema financial lease dengan masa sewa pesawat itu hingga 2024. Apabila EDC sepakat untuk bernegosiasi soal tarif sewa, maka 6 pesawat CRJ-1000 tersebut akan digunakan seoptimal mungkin untuk mendukung operasional perusahaan.
“Terkait 6 unit lagi, ini bagian negosiasi kami. Kami sudah sampaikan proposal ke EDC, menyelesaikan sisa pembayaran untuk kemudian kami tunggu respons balik dari mereka,” ujarnya, Jumat (12/2/2021).
Enam unit Bombardier tersebut merupakan bagian dari upaya Garuda mendatangkan total 18 pesawat dengan jenis yang sa,a. Berdasarkan kontrak kerja samanya, tipe pesawat itu disewa dengan dua skema yang berbeda.
Sebanyak 12 unit disewa menggunakan skema operating lease dari lessor Nordic Aviation Capital dengan masa sewa hingga 2027, sedangkan pengadaan 6 unit lainnya menggunakan skema financial lease dengan Export Development Canada.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan efisiensi harus dilakukan di tubuh Garuda dalam kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Salah satunya dengan penyelesaian kontrak sewa pesawat Bombardier CRJ-1000.
Baca Juga
Erick memaparkan dari data-data dapat disimpulkan bahwa Garuda Indonesia menjadi salah satu perusahaan penerbangan dengan biaya sewa paling tinggi di dunia, yaitu sebanyak 27 persen. Dia pun secara tegas mendukung Manajemen Garuda untuk mengembalikan 12 pesawat Bombardier CRJ-1000 dan mengakhiri kontrak dengan NAC yang memang jatuh temponya pada 2027.