Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda (GIAA) Optimalkan Boeing 737-800NG Gantikan CRJ-1000

Garuda Indonesia memilih untuk mengoptimalkan Boeing 737-800 NG sebagai pengganti CRJ-1000 yang dikembalikan ke lessor.
Pekerja melakukan pengecekan akhir livery masker pesawat yang terpilih sebagai pemenang, sebelum peluncuran pesawat Garuda Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan visual masker bertema Indonesia Pride pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. /ANTARA
Pekerja melakukan pengecekan akhir livery masker pesawat yang terpilih sebagai pemenang, sebelum peluncuran pesawat Garuda Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan visual masker bertema Indonesia Pride pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) akan mengoptimalkan penggunaan pesawat Boeing 737-800 NG dan tak akan mendatangkan pesawat baru untuk menggantikan pesawat Bombardier CRJ-1000 yang tengah dikandangkan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra ingin memprioritaskan agar konektivitas tetap berlangsung. Selain itu, untuk efektivitas dia juga akan mengganti rute-rute yang selama ini dilayani oleh 12 pesawat CRJ-1000 dengan Boeing 737-800 NG yang dimiliki.

“Tidak ada niatan dalam waktu dekat membeli pesawat baru untuk gantikan ini [CRJ-1000]. Jadi kami maksimalkan pesawat-pesawat yang ada,” ujarnya, Rabu (10/2/2021).

Sejauh ini, dia menyebutkan, pesawat CRJ-1000 yang saat ini digunakan dan masih dioperasikan adalah milik Garuda dan bukan yang merupakan sewa. Irfan menyebutkan memang ada rute-rute yang dilayani bombardier, khususnya rute-rute yang belum bisa didarati oleh pesawat Boeing.

“Kalau ada CRJ yang masih terbang bisa dipastikan itu milik Garuda,” tekannya.

Maskapai pelat merah tersebut menjelaskan dalam kontrak leasing dengan lessor apabila Garuda memutuskan kontrak sebelum tenggat waktu, maka harus membayar seluruh sisa masa kontrak sesuai kontrak bulanannya kendati tak menggunakannya lagi.

Negosiasi tersebut yang tengah dilakukan dengan harga yang jauh lebih rendah. Namun, sayangnya, kata Irfan, negosiasi perihal ini, tak menemukan kesepakatan. Menurut emiten berkode saham GIAA tersebut permintaan lessor tidak masuk akal karena bukannya menurunkan tarif tetapi malah menaikkannya.

Sementara itu, terkait dengan 6 unit pesawat tipe sama, Irfan menyebutkan hal itu juga masih merupakan bagian dari negosiasi. GIAA sudah sampaikan proposal ke lessor lainnya. Saat ini pihaknya sedang menyelesaikan sisa pembayaran sembari menunggu respon balik dari mereka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper