Bisnis.com, JAKARTA - Kwik Kian Gie, mantan Menko Perekonomian di era Pemerintahan Abdurahman Wahid, beradu argumen soal utang pemerintah dengan Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo di media sosial, Twitter.
Perseteruan ini dimulai ketika Kwik Kian Gie menulis dalam akun twitter-nya @kiangiekwik, bahwa utang besar yang jatuh tempo tidak masalah karena bisa dibayar dengan utang baru.
Di sisi lain, dia menuturkan bahwa obligasi pemerintah Indonesia laris manis karena pemerirntah berani bayar bunga tinggi.
"Yang bayar bunga, yang membengkak terus, kan kaum milenial yang pandai membuat unicorn?," ujar Kwik.
Membalas cuitan Kwik, Yustinus membagikan posisi yield surat utang pemerintah.
Dia menegaskan yield utang pemerintah cukup rendah dibandingkan dengan beberapa negara setara.
"Terutama yang SUN dalam USD. Tingkat bunga pun semakin rendah. Mari bicara dengan data Pak!," tulisnya.
Dalam data yang dibagikan, perbandingan grafik yield SBN Indonesia dengan beberapa negara dalam periode 23 Oktober 2020 dan 2 Januari 2021.
Data tersebut menunjukkan yield dari SBN Indonesia turun, dari 4,38 persen pada Oktober 2020 menjadi 4,14 persen pada Januari 2021.
Saya tidak ngerti mengapa Pak Yustinus Prastowo menganggap saya mengkritik pemerintah soal utang negara. Kan sangat jelas yg saya katakan bhw utang besar tidak masalah, krn kalau jatuh tempo bisa dibayar dng menerbitkan obligasi atau SUN lagi. Saya teruskan di tweet berikutnya
— Kwik Kian Gie (@kiangiekwik) February 6, 2021
Kwik Kian Gie membagikan cuitan kembali di Twitter. Dia mengaku tidak paham mengapa pernyataannya di Twitter terkait dengan utang dianggap sebagai kritik.
"Kan sangat jelas yang saya katakan bahwa utang besar tidak masalah, karena kalau jatuh tempo bisa dibayar dengan menerbitkan obligasi atau SUN lagi," ujarnya, Sabtu (6/2/2021).
Yustinus membalas bahwa dirinya hanya mengklarifikasi tuduhan soal obligasi pemerintah laris manis karena berani bayar bunga tinggi.
Kwik lanjut berargumen, utang besar memperbesar yield modal sendiri. Dia kemudian membagikan perhitungan imbal hasil utang.
Mosok Pak @kiangiekwik lupa kalau menulis begini. Saya kan hanya mengklarifikasi tuduhan Bapak soal obligasi pemerintah laris manis karena berani bayar bunga tinggi. Maka saya sajikan datanya. https://t.co/5VsC48cNOm pic.twitter.com/jTKWH2xCOB
— Prastowo Yustinus (@prastow) February 6, 2021
Tak lama berselang, Kwik mengungkapkan bahwa dirinya merasa takut setelah memberikan pendapat berbeda dengan maksud baik.
"Langsung saja di-buzzer habis2an, masalah pribadi diodal-adil," ujarnya.
Kwik Kian Gie pun membandingkan dengan kondisi kebebasan berpendapat pada era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Menurutnya, saat itu dia diberi kolom di sebuah harian nasional untuk mengajukan kritik-kritik yang tajam tanpa ada masalah yang muncul setelahnya.