Bisnis.com, JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan hasil investigasi hilang kontaknya pesawat Sriwijaya Air kode penerbangan SJ-182 dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI, Rabu (3/2/2021).
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan investigasi dilakukan sesuai dengan ketentuan ICAO Anex 13, yang dalam proses investigasi tersebut terdapat partisipasi dari tim Amerika Serikat, yaitu National Transportation Safety Board (NTSB), Federal Aviation Administration (FAA), Boeing dan General Electric (GE) yang merupakan pabrikan pembuat mesin pesawat.
"Mengacu pada kesepakatan kerja sama Asean, maka dalam investigasi KNKT juga terdapat partisipasi dari Transportation Safety Investigation Board [TSIB] Singapura," ujarnya dalam rapat tersebut.
Soerjanto menjelaskan, berdasarkan temuan awal data Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B), diketahui bahwa pesawat terakhir kali memancarkan data pada pukul 14.40 WIB. Data tersebut menunjukkan pesawat berada di ketinggian 250 kaki dari permukaan laut.
"Terekamnya data sampai dengan ketinggian 250 kaki ini mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirimkan data," kata Soerjanto.
Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan bahwa mesin masih dalam kondisi hidup atau menyala sampai sesaat sebelum pesawat membentur air.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak SJ-182 hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB. Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang setelah empat menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten.
Pesawat yang diperkirakan jatuh di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu itu mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak-anak, dan 3 bayi.