Bisnis.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan akan berlangsung hingga April 2021 di sebagian besar wilayah Indonesia, dan dapat memicu cuaca ekstrem. Cuaca buruk ini dinilai menjadi salah satu faktor yang mengancam sektor transportasi.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut sektor transportasi udara dan laut menjadi yang paling terdampak cuaca ekstrem. Kondisi cuaca yang berubah-ubah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya faktor kondisi atmosfer yang sangat dinamis, faktor dua benua dan dua samudera, serta kondisi lokal di Indonesia.
"Faktornya macam-macam, karena kondisi topografi wilayah Indonesia ini sangat kompleks, dan angin-angin tadi berseliweran, ada yang dari Asia, ada yang dari Australia, ada yang dari sepanjang ekuator, ada yang dari Samudera Hindia, ada yang dari Samudera Pasific, bahkan juga kami saat ini memonitor adanya seruak udara dingin dari dataran tinggi Tibet yang tiba-tiba kadang-kadang nongol begitu akhirnya menimbulkan cuaca ekstrem," kata Dwikorita, Selasa (2/2/2021).
BMKG selalu memberikan prediksi yang berjenjang, mulai dari 10 hari, 7 hari, 3 hari, hingga 3 jam sebelumnya, karena kondisi cuaca yang berubah-ubah. Apabila ada peringatan dini cuaca ekstrem itu artinya perubahan seketika yang terdeteksi dari radar atau dari satelit.
Lebih lanjut, Dwikortita menjelaskan sektor transportasi udara dan laut yang paling terdampak cuaca ekstrem karena pembentukan awan-awan kumulonimbus (Cb) diikuti kondisi dinamik atmosfer yang diprediksi masih sangat intensif.
"Puncaknya di Januari, Februari untuk wilayah Indonesia barat atau tengah, tetapi wilayah lainnya baru mulai puncak Maret, jadi panjang rentangnya," ujarnya.
Baca Juga
Sementara untuk laut, imbuhnya, disebabkan karena pengaruh gelombang, pengaruh siklon, kecepatan arus terpengaruh, arah gelombang, ketinggian gelombang yang membahayakan di jalur penyeberangan.