Bisnis.com, JAKARTA – Agen properti LJ Hooker optimistis bisnis properti tahun ini membaik dibandingkan dengan 2020 meski pandemi Coivid-19 belum usai. Untuk itu, perusahaan asal Australia itu telah menyusun strategi untuk mencapai target transaksi properti.
Oka M. Kauripan, Direktur Operasional LJ Hooker Indonesia, mengatakan, 2020 merupakan tahun berat akibat pandemi. Namun, LJ Hooker Indonesia segera melakukan konsolidasi sehingga tetap bisa meraih transaksi properti.
“Tahun 2020 lalu transaksi turun hampir 50 persen. Tahun ini kami optimistis bisa meningkatkan transaksi 10 persen hingga 20 persen karena 2021 bisnis properti mulai kembali bangkit,” ujarnya pada Senin (1/2/2021).
Strategi yang akan dijalankan LJ Hooker Indonesia antara lain menambah kantor dan broker properti atau property konsultant (PC). Semakin banyak kantor dan PC, transaksi properti bisa digenjot. LJ Hooker Indonesia kini memiliki 39 kantor cabang di seluruh Indonesia dan memiliki sekitar 1.000 PC.
Dia menjelaskan selain akan menambah lima kantor, LJ Hooker Indonesia menargetkan merekrut 400 PC baru tahun ini.
“Tahun lalu 298 PC baru bergabung. Profesi agen properti makin diminati dan jasa agen properti sangat diperlukan untuk membantu masyarakat memberi informasi lengkap dan komprehensif mengenai properti yang akan dibeli,” kata Oka.
Semakin diminatinya profesi agen properti, juga karena pandemi membuat banyak perusahaan yang melakukan PHK dan korban PHK banyak yang bergabung di LJ Hooker Indonesia.
LJ Hooker Indonesia, lanjutnya, menawarkan beragam keuntungan untuk PC di antaranya ditunjang teknologi LJ Hooker digital assistant, training, serta mentorship. “Dengan menggunakan teknologi, tetap bisa jualan dan transaksi properti.”
Oka menambahkan broker properti adalah bisnis yang tepat bagi jiwa entreprenur di era new normal karena bentuknya kemitraan. “LJ Hooker sudah 20 tahun beroperasi di Indonesia dan merupakan brand terpecaya dan fokus untuk Development, sebagai Profesi dengan Community.”
Menurut dia, saat ini banyak katalisator yang bisa mendorong roda industri properti untuk bergerak lebih cepat antara lain nilai tukar rupiah stabil, jjuga Bank Indonesia memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh pada kisaran 4,8 persen hingga 5,8 persen tahun ini dengan didukung perbaikan sejumlah komponen penyusun Produk Domestik Bruto (PDB).
Katalisator lainnya adalah kehadiran UU Cipta Kerja yang diperkirakan bisa mendongkrak foreign direct invesment sehingga selanjutnya mendorong permintaan properti. “Pelaksanaan vaksinasi juga membawa optimisme bagi kalangan pelaku industri properti,” tuturnya.
Dia menambahkan situasi yang juga mendukung adalah suku bunga KPR relatif rendah dengan fixed tenor lebih panjang.
“Hal itu membuat rumah tapak diminati. Harga di pasar sekunder terkoreksi. Sementara pasar primer sedang hujan diskon dan developer berlomba bikin rumah dengan harga lebih terjangkau. It’s time to buy, jangan kehilangan momentum.”
Oka mengutarakan saat ini pesanan terhadap tanah industri di Jawa Timur dan properti di Bali meningkat. “Orang India, Tiongkok, masih percaya kekuatan Indonesia dan ke depan prospeknya bagus. Orang asing optimistis dan siap ekspansi usaha di Indonesia.”