Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Kemajuan Hasil Pengembangan Tambang Bawah Tanah Freeport

Freeport Indonesia menargetkan produksi tembaga dan emas pada 2021 dapat meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.
Aktivitas di tambang Freeport, Papua./Bloomberg-Dadang Tri
Aktivitas di tambang Freeport, Papua./Bloomberg-Dadang Tri

Bisnis.com, JAKARTA — Rerata produksi harian bijih tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia pada kuartal IV/2020 meningkat 41,7 persen dibandingkan dengan kuartal III/2020.

Berdasarkan laporan keuangan dan operasi kuartal IV/2020, Freeport-McMoRan Inc., salah satu pemegang saham Freeport Indonesia, yang dikutip Kamis (28/1/2021) disebutkan bahwa kapasitas produksi bijih di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave dan Deep Mill Level Zone (DMLZ) mencapai 85.000 ton per hari sepanjang kuartal keempat tahun lalu.  Realisasi ini naik 41,7 persen dibandingkan dengan kuartal III/2020.

Sepanjang kuartal IV/2020, Freeport Indonesia menambah 56 drawbell baru di tambang bawah tanah sehingga total drawbell yang dibuka sampai saat ini mencapai 370 drawbell. Drawbell adalah saluran batu yang digunakan untuk mengumpulkan bijih secara simultan.

Freeport Indonesia menargetkan produksi tembaga dan emas pada 2021 dapat meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.

Produksi tembaga tahun ini ditargetkan dapat mencapai 1,4 miliar pound, sementara emas mencapai 1,4 juta ounce.

Usai pengembangan tambang bawah tanah rampung, nantinya diharapkan rerata produksi tahunan Freeport Indonesia untuk beberapa tahun ke depan dapat mencapai 1,55 miliar pound tembaga dan 1,6 juta ounce emas.

"Sepanjang 2020, kami membangun momentum untuk meningkatkan tambang bawah tanah kami yang sangat besar dan pada kuartal keempat, kami telah mencapai hampir 70 persen target tingkat penjualan tahunan," ujar President & CEO Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson seperti dikutip dari conference call kinerja kuartal IV/2020.

Adkerson mengatakan bahwa kegiatan peningkatan produksi penambangan bawah tanah Grasberg Block Cave dan DMLZ cukup menantang di tengah situasi pandemi Covid-19.

Dalam pengembangan proyek yang besar dan kompleks ini, perusahaan harus merancang dan menerapkan protokol kesehatan yang efektif untuk tempat kerja yang sangat besar dan terletak di lokasi terpencil.

"Kemajuan kami dengan ramp-up telah mengurangi risiko tambang bawah tanah PTFI [Freeport Indonesia] secara signifikan. Risiko utama saat kami memulai ini adalah pengembangan infrastruktur. Infrastruktur sudah siap. Selalu ada risiko dalam penambangan," kata Richard.

Sepanjang tahun lalu perusahaan telah beralih sepenuhnya pada kegiatan produksi tambang bawah tanahnya seiring dengan berhentinya operasi tambang terbuka.

Modal tahunan Freeport Indonesia untuk proyek pengembangan bawah tanah ini diperkirakan sekitar US$900 juta per tahun untuk periode 2021 hingga 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper