Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panasonic Healthcare Produksi Massal Ventilator ITB

Hasil riset dan inovasi perguruan tinggi tak hanya berhenti pada kertas atau protipe. Salah satunya adalah alat bantu pernafasan pasien Covid-19 yang dikembangkan Institut Teknologi Bandung (ITB) Vent-I.
Peluncuran produk ventilator karya anak bangsa bersertifikat internasional, Portable Ventilator Vent-I Essential 3.5 dengan jenis Continuous Positive Airways Pressure (CPAP) di pabrik PT PHCI, Kawasan Industri MM2100, Cikarang, Bekasi. /Kementerian Ristek
Peluncuran produk ventilator karya anak bangsa bersertifikat internasional, Portable Ventilator Vent-I Essential 3.5 dengan jenis Continuous Positive Airways Pressure (CPAP) di pabrik PT PHCI, Kawasan Industri MM2100, Cikarang, Bekasi. /Kementerian Ristek

Bisnis.com, JAKARTA - Hasil riset dan inovasi perguruan tinggi tak hanya berhenti pada kertas atau protipe. Salah satunya adalah alat bantu pernafasan pasien Covid-19 yang dikembangkan Institut Teknologi Bandung (ITB) Vent-I.

Vent-I yang dirancang para ahli di ITB dan akademisi di Bandung disepakati disempurnakan dan diproduksi secara oleh PT Panasonic Healthcare Indonesia (PHCI). Selanjutnya, Vent-I akan dipasarkan oleh PT Layani Nahdlatul Utama dan PT Gobel Dharma Nusantara.

"Bahkan kemarin saya bangga, karena salah satu ventilator, Vent-I dari ITB, sudah bermitra dengan perusahaan joint venture antara perusahaan Jepang Panasonic," ujar Menteri Riset dan Teknologi /Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro pada acara Rakornas Riset dan Inovasi 2021, Rabu (27/1/2021).

Menristek Bambang sebelumnya meresmikan peluncuran produk ventilator karya anak bangsa bersertifikat internasional, Portable Ventilator Vent-I Essential 3.5 dengan jenis Continuous Positive Airways Pressure (CPAP) di pabrik PT PHCI, Kawasan Industri MM2100, Cikarang, Bekasi.

Produk ventilator ini merupakan hasil kolaborasi antara PT PHCI dan anak usaha ITB yakni PT Rekacipta Inovasi ITB (RII). Bambang mengapresiasi peluncuran produk ventilator ini, yang diharapkan mengurangi ketergantungan terhadap ventilator impor.

“Hal ini merupakan momen bersejarah, karena sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia tidak pernah produksi ventilator secara mandiri. Kami harap inovasi ini tidak sampai pada kebutuhan darurat selama pandemi tetapi terus berlanjut ke industri. Ini merupakan bentuk hilirisasi di tengah pandemi,” katanya.

Produk ventilator varian terbaru dari Vent-I ini telah memenuhi standar internasional alat kesehatan, yaitu International Electronical Commission (IEC 60601) dan standar persyaratan ventilator (IEC80601), serta standar kompatibilitas elektro magnetik EN55011-CISPR 11.

Dia mengatakan Vent-I ini akan diproduksi 150 unit per hari alias 3.000 unit per bulan. "Dan ini istilahnya ventilator sudah bermerek, bukan lagi ventilator yang dibuat secara emergensi. Ini kami harapkan menjadi pemicu bagi produk lainnya untuk masuk taraf hilirisasi industri."

Direktur PT PHCI Dewanto Hari Sulaksono menyebutkan ventilator ini merupakan buah kerja sama perusahaan dengan ITB. Produk ini dirancang oleh ITB kemudian disempurnakan dan diproduksi oleh PHCI.

CPAP Vent-I Essential 3.5 dirancang untuk mudah digunakan dengan akurasi kinerja dan efikasi tinggi, dibuat dengan bahan medical grade yang aman sehingga menghasilkan produk bermutu dan andal.

"Alat ini efektif dan banyak dibutuhkan dalam kondisi darurat untuk menangani pasien Covid-19 fase 2 yaitu pasien yang masih bisa bernafas secara mandiri namun saturasi oksigennya rendah,“ jelas Dewanto.

Wakil Ketua DPR RI Rahmat Gobel berharap kehadiran Vent-I Indonesia ini bisa menjadi bola salju bagi kemunculan produk-produk anak bangsa lainnya hasil kolaborasi dunia akademi dengan pelaku dunia usaha.

Ia meminta agar pemerintah memberi dukungan terhadap produk-produk karya anak bangsa dengan memprioritaskan belanja anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membeli produk lokal.

“Saya harap kerja sama seperti ini terus bergulir untuk melahirkan berbagai produk agar pasar dalam negeri kita tidak terus tergerus oleh produk impor. Jangan sampai anggaran pemerintah sebagian besar digunakan untuk membeli produk impor,” kata Rahmat.

Pada kesempatan tersebut turut hadir Presiden Direktur PT Gobel Intenational Hiramsyah S. Thaib, Ketua Badan Pengelola Usaha dan Dana Lestari ITB Deddy Priatmodjo K, Komisaris Utama PT Layani Nahdlatul Utama Eman Suryaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper