Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) akan mengembangkan potensi dari panas bumi untuk memproduksi metanol dan green hydrogen.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa dari pengembangan panas bumi yang akan digenjot dalam 5 tahun ke depan, pihaknya akan menghasilkan dua produk tersebut.
Untuk pengembangan metanol dan green hydrogen, Pertamina telah menguji coba mengolah sumber daya dari panas bumi untuk dua produk tersebut. Nantinya produk itu bisa menjadi salah satu alternatif bahan bakar tanpa karbon.
“Tentu saja menambah portofolio dan kontribusi dari Pertamina untuk lingkungan,” katanya dalam webinar Sustainable Energy: Grean and Clean, Kamis (28/1/2021).
Seiring dengan besarnya potensi panas bumi di dalam negeri, Pertamina berencana untuk meningkatkan kapasitas geotermal dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.
Dia memaparkan bahwa kapasitas geotermal Pertamina akan meningkat menjadi 727 MW pada tahun ini dari kapasitas pada tahun lalu 672 MW. Berdasarkan perhitungan Pertamina, kapasitas geothermal akan ditingkatkan sebesar 8,76 persen selama periode 2020—2026 menjadi 1.112 MW.
Baca Juga
“Potensi geotermal di Indonesia masih sangat besar sekitar 26 GW yang masih bisa dikembangkan,” tuturnya.