Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ocean Freight Naik, Depalindo Minta Keringanan Biaya ke Kemenhub

Depalindo mengajukan keringanan sejumlah biaya terkait dengan kenaikan ocean freight yang mencapai 500 persen.
Ilustrasi. Kegiatan Bongkar muat kontainer di Pelabuhan Batu Ampar, Selasa (8/9/2020)./Bisnis-Bobi Bani.
Ilustrasi. Kegiatan Bongkar muat kontainer di Pelabuhan Batu Ampar, Selasa (8/9/2020)./Bisnis-Bobi Bani.

Bisnis.com, JAKARTA – Dewan Pemakai Jasa Angkutan Indonesia (Depalindo) meminta adanya diskon atau keringanan biaya kepada pemerintah dan operator pelabuhan atas biaya-biaya yang menjadi beban eksportir menghadapi kelangkaan kontainer dan naiknya ocean freight pada tahun ini.

Ketua Umum Depalindo Toto Dirgantoro mengatakan kelangkaan kontainer untuk ekspor telah terjadi sebagai dampak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan terjadinya kenaikan ocean freight sebesar 300–500 persen, sehingga memberatkan para eksportir.

Dia pun mengusulkan mengajukan permohonan untuk dapat memberikan keringanan biaya sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja ekspor dalam situasi dunia usaha yang masih lesu serta kenaikan ocean freight tersebut.

“Keringanan tersebut di antaranya terdiri atas VGM dan Weighing cost, Lift On dan Lift Off Container Charge, Chanel Fee, Storage Container Fee,” ujarnya dalam surat yang diajukan kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dikutip Rabu (27/1/2021).

Dalam suratnya kepada Kementerian Perhubungan yang bernomor 003/Depalindo.01.2021, dia juga mengharapkan adanya penambahan hari penyimpanan atau free time storage, dari lima hari menjadi 10 hari dikarenakan seringnya kapal delay atau tertunda.

Sebelumnya, Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (Asdeki) mengungkapkan kelangkaan kontainer 40 feet untuk kebutuhan ekspor merupakan dampak dari menumpuknya persoalan mengenai logistik ekspor dan impor di Indonesia. Pandemi Covid-19 dan persaingan perdagangan mengekspos kelemahan yang memang saat ini ada.

Ketua Umum DPP Asdeki Muslan AR menuturkan pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia yang juga berdampak terhadap terganggunya aktivitas ekspor dan impor karena belum stabilnya perekonomian dan perdagangan global maka aliran kontainer secara internasional ikut berpengaruh.

"Di Indonesia terjadi ketidaksamaan tipe kontainer impor dan ekspor, untuk impor cenderung menggunakan kontainer 20 kaki karena lebih dominan impor pada raw material. Kebutuhan Export dari Indonesia adalah bahan jadi sehingga eksportir lebih memilih menggunakan kontainer 40 feet standar atau high cube," jelasnya.

Lebih lanjut, biaya pengiriman via laut (freight) dan angkutan truk serta biaya di pelabuhan THC dan sebagainya memiliki perbandingan yang tidak seimbang. Kontainer 20 kaki atau kontainer dengan tarif 100 persen dengan kapasitas maksimal 30 Cbm atau berat maksimal bisa sampai 24 ton kurang bersaing dengan tarif kontainer 40 kaki.

Adapun, kontainer 40 kaki atau kontainer tarif freight, THS, trucking, dan depo, hanya 1,6 persen apabila dibandingkan dengan menggunakan cont 20 kaki. Padahal kapasitas bisa dimuat dengan kargo sampai 54 CBM atau 2 kali lipat kontainer 20 kaki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper