Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan refocusing anggaran pada 2020 menjadi penyebab utama ketimpangan realisasi keuangan dan fisik konstruksi kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN).
Seperti diketahui, DJCK membangun lima KSPN pada 2020, yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Manado-Bitung-Likupang. Dari kelima KSPN tersebut, realisasi keuangan pada KSPN Borobudur, Mandalika, dan Manado-Bitung-Likupang lebih tinggi daripada progres fisik.
"Pada 2020, refocusing Rp8,5 triliun kami lakukan [salah satunya] dengan relaksasi kegiatan KSPN, sehingga ada beberapa kegiatan yang tidak bisa 100 persen dan harus dilakukan multi-year contract," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Selasa (26/1/2021).
Diana menyampaikan MYC tersebut membuat porsi konstruksi tersebut dibagi menjadi 20 persen pada 2020 dan 80 persen pada 2021. Hal tersebut membuat realisasi keuangan pada sebagian proyek melonjak, sedangkan progres fisiknya masih rendah.
Berdasarkan data DJCK, progres konstruksi fisik KSPN Borobudur telah mencapai 85,45 persen pada akhir 2020. Namun demikian, proyek tersebut telah menyerap 87,65 persen atau Rp84,3 miliar dari total anggaran yang mencapai Rp96,18 miliar.
Selain itu, KSPN Manado-Bitung-Likupang telah menyerap 73,72 persen atau Rp55,35 miliar dari total anggaran proyek tersebut. Akan tetapi, progres fisik konstruksinya baru mencapai 55,38 persen.
Baca Juga
Jurang terbesar terjadi pada konstruksi KSPN Mandalika. Realisasi serapan anggaran proyek tersebut telah mencapai 62,46 persen atau Rp24,06 miliar dari total anggaran senilai Rp38,53 miliar, tapi progres fisiknya aru mencapai 39,9 persen.
Sejauh ini, baru ada dua KSPN yang memiliki laju penyerapan anggaran yang normal, yakni proyek KSPN Danau Toba dan Labuan Bajo dengan total investasi hingga Rp391,55 miliar. Konstruksi KSPN Danau Toba baru menyerap sekitar 66,38 persen anggaran atau sekitar Rp67,66 miliar. Sementara itu, progres fisiknya telah mencapai 83,18 persen.
Sementara itu, progres fisik konstruksi KSPN Labuan Bajo telah mencapai 98,65 persen. Namun demikian, penyerapan anggarannya baru mencapai 84,99 persen atau Rp184,95 miliar.