Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan pembentukan holding BUMN Pangan dapat terbentuk pada 2021. Tujuan pembentukan holding ini guna membangun ketahanan pangan.
Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury mengungkapkan di area supervisinya membangun pangan, ketahanan kesehatan, dan energi. Ketiga sektor ini menjadi strategis terutama untuk memastikan adanya ketahanan pangan di dalam negeri.
"Pemerintah diharapkan bisa terus hadir memastikan food security, fasilitas infrastruktur kesehatan bisa dibangun, sambil membangun ketahanan energi. Di BUMN ada beberapa upaya, termasuk membangun holding BUMN di sektor pangan," ungkapnya, Kamis (21/1/2021).
Menurutnya, holding ini dibentuk sebagai upaya koordinasi dan konsolidasi sektor pangan. Pasalnya, selama ini Indonesia banyak mengimpor bahan kebutuhan pangan, sehingga pemerintah perlu meningkatkan pertanian dari teknologi, mengembangkan bioteknologi pangan, membangun kemitraan inti plasma, serta dengan pembentukan holding bisa membangun ketahanan pangan.
"Pangan ini banyak kemitraan yang dibangun seperti dengan PTPN, Perhutani, serta sektor-sektor kemitraan itu bisa dikembangkan bersama-bersama. Harapannya, selalu membuka komunikasi antara sektor swasta dan BUMN kemungkinan berkolaborasi dengan pengawasan yang baik," ujarnya.
Sebelumnya, komoditas yang menjadi fokus Holding Pangan yang dipimpin PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) adalah beras, jagung, gula, ayam, sapi kambing, ikan, cabe, bawang merah dan garam.
Baca Juga
Struktur klaster pangan sudah disetujui di mana RNI menjadi induk atau holding. RNI akan membawahi beberapa BUMN seperti PT Berdikari (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero) (Perinus), Perum Perikanan Indonesia (Perindo), dan PT Pertani (Persero). PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Garam (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), dan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero).