Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2020 mengalami surplus sebesar US$21,74 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto menyampaikan total nilai ekspor seccara kumulatif, Januari-Desember 2020, mencapai US$163,31 miliar. Posisi tersebut turun sebesar 2,61 persen secara tahunan dikarenakan penurunan permintaan akibat pandemi Covid-19.
“Kita tahu 2020 ini merupakan tahun luar biasa dengan adanya pandemi banyak permintaan turun, tapi dengan memperhatikan penurunan 2,61 persen, posisi kita tidak seburuk yang dibayangkan,” katanya, Jumat (14/1/2021).
Suhariyanto menjelaskan, dari total nilai tersebut, pangsa ekspor Indonesia tidak mengalami perubahan, di mana porsi paling besar dari minyak dan lemak hewan nabati sebesar 13,37 persen dan 11,14 persen.
Berdasarkan sektornya, ekspor industri pengolahan tercatat naik 2,95 persen, namun kenaikan ekspor tertinggi berasal dari sektor pertanian yang tumbuh 13,98 persen.
Sementara, impor secara kumulatif pada 2020 tercatat mencapai US$141,57 miliar.
Dibandingkan dengan posisi 2019, nilai impor terjadi penurunan yang cukup dalam sebesar 17,34 persen. Penurunan impor paling besar disumbang oleh impor mesin dan peralatan mekanis, serta mesin dan perlengkapan elektrik.
Adapun berdasarkan barang, penurunan terjadi penurunan impor barang konsumsi, bahan baku, dan barang modal, yang masing-masingnya tercatat turun 10,93 persen, 18,32 persen, dan 16,37 persen.