Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi optimistis membaiknya harga minyak dunia mampu mendorong investasi hulu migas tahun ini.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa harga minyak dunia sempat turun di level US$30 per barel pada 2020. Namun, saat ini harga minyak dunia mulai menunjukkan tren positif setelah bergerak naik di level US$55 per barel.
"Hari ini kira-kira Brent US$55 per barel, di mana 2020 sempat turun US$30 per barel. Ini sesuatu positif untuk industri, yang itu kira-kira akan memotivasi investor untuk berinvestasi lebih baik dan itu kelihatan dari aktivitas yang sudah kami setujui," ujar Dwi dalam Special Dialogue IDX Channel, Selasa (12/1/2021).
Dwi menuturkan bahwa gairah investasi tahun ini dapat dilihat dari adanya peningkatan aktivitas yang dilakukan oleh para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
SKK Migas mencatat kegiatan survei seismik dua dimensi (2D) meningkat dari 3.200 kilometer pada 2020 menjadi 3.569 km pada 2021.
Kemudian, dari sisi kegiatan pengeboran juga menunjukkan peningkatan cukup tajam. Pengeboran sumur pengembangan tahun ini ditargetkan naik menjadi 616 sumur dari sebelumnya hanya 240 sumur tahun lalu. Kegiatan pengeboran sumur eksplorasi juga meningkat dari 21 sumur tahun lalu menjadi 43 sumur tahun ini.
Baca Juga
"Dari investasi di KKP [komitmen kerja pasti] pada 2020 US$30 juta. Tahun ini meningkat menjadi US$75 juta. Jadi 150 persen peningkatan. Seismik 3D juga meningkat 25 persen," kata Dwi.
Berdasarkan data SKK Migas, realisasi investasi hulu migas sepanjang 2020 hanya mencapai US$10,21 miliar dari target sepanjang tahun sebesar US$12,1 miliar.
Sementara itu, SKK Migas menargetkan investasi hulu migas tahun ini dapat mencapai US$12,3 miliar.