Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana PSBB Jawa Bali, Sri Mulyani: Istilah Gas dan Rem Sangat Penting

Pemerintah akan melakukan PSBB Jawa Bali. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan istilah gas dan rem sangat penting saat pandemi, khususnya terhadap ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan PSBB Jawa Bali akan dilakukan untuk mencegah pemburukan ekonomi yang lebih dalam./Jakarta, Jumat (14/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan PSBB Jawa Bali akan dilakukan untuk mencegah pemburukan ekonomi yang lebih dalam./Jakarta, Jumat (14/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Republik Indonesia akan kembali melakukan PSBB Jawa Bali untuk menekan peningkatan jumlah kasus virus corona (Covid-19).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan bahwa rencana pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Jawa-Bali (PSBB Jawa Bali) harus dilakukan. Meskipun, kebijakan tersebut berpotensi berdampak kepada turunnya perekonomian nasional.

"Pasti ada dampaknya terhadap perekonomian. Namun kalau itu tidak dilakukan dan malah getting worse, perekonomian juga akan buruk. Jadi pilihannya tidak banyak," ujar Sri Mulyani dalam konferensi video, Rabu (6/1/2021).

Dampak PSBB terhadap perekonomian sudah pernah dirasakan pada tahun 2020. Pada Maret hingga Mei 2020, misalnya, Sri Mulyani mengatakan penerapan pembatasan ketat membuat ekonomi nasional turun. Begitu pula dengan pembatasan di DKI Jakarta pada September 2020 yang menyebabkan konsumsi melambat.

"Jadi pasti (berdampak ke ekonomi). Kita tahu bahwa Covid-19 ini harus dikelola secara luar biasa, sehingga istilah gas dan rem itu menjadi sangat penting," kata Sri Mulyani.

Untuk PSBB Jawa Bali, Sri Mulyani mengatakan agar masyarakat tetap disiplin, misalnya dengan melakukan kegiatan di rumah saja, bekerja dari rumah, dan membeli makanan untuk dimakan di rumah alias tidak makan di restoran.

Di samping itu, ia meminta masyarakat juga tetap menjaga jarak dalam berkegiatan, mengenakan masker, dan rutin mencuci tangan. Ia mengatakan sikap itu akan sangat membantu penanganan pandemi.

"Jadi, jangan sampai dampak ekonominya menjadi terlalu dalam waktu kita melakukan pengereman. Kami berharap masyarakat betul-betul membantu. Ayo sama-sama terapkan disiplin," ujarnya.

Ia menyadari situasi ini sudah berjalan lebih dari 10 bulan dan dapat mengakibatkan masyarakat lelah maupun terlena. Namun, Sri Mulyani mengajak masyarakat untuk tidak lelah dan terlena, serta terus menjaga dan memperingatkan satu sama lain.

"Pilihannya agar Covid-19 terkendali dan dampaknya tidak terlalu dalam. Atau kalau ekonomi meningkat tidak menyebabkan Covid-19 menyebar dan tidak terkendali. Itu yang harus kita lakukan bersama," kata dia.

Ihwal imbas pembatasan terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021, Sri Mulyani mengatakan bakal melihat terlebih dahulu realisasi kebijakan pembatasan selama dua pekan.

Pemerintah memutuskan untuk mengambil kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan sejumlah wilayah di Pulau Jawa - Bali yang akan menerapkan pembatasan aktivitas pada rentang waktu 11-25 Januari 2021.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper