Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pandemi Covid-19 menekan perekonomian global dan nasional secara dalam. Meski demikian, kondisi ekonomi nasional masih cenderung lebih baik dibandingkan dengan kondisi global.
"Kondisi ekonomi kita memang kontraksi, tetapi masih cenderung lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Bahkan kontraksi ekonomi India sampai dua digit," katanya, dalam konferensi pers Kemenkeu, rabu (5/1/2020).
Adapun, Sri Mulyani menjelaskan pada awal 2020, pertumbuhan ekonomi dunia dimulai dengan optimisme yang cukup baik. World Economic Outlook dari IMF saat itu diperkirakan mencapai 3,3%. Pada awal tahun Amerika Serikat - China melakukan perundingan hubungan dagang dalam tahap pertama dan Brexit pun masuk dalam masa transisi.
Namun, kondisi ekonomi mulai tampak suram ketika masuk pertengahan Maret, yakni dengan pengumuman pandemi Covid-19 oleh WHO. Pandemi membuat berbagai negara di dunia menerapkan restriksi atau pembatasan yang berpengaruh pada volatilitas harga komoditas.
Pada April, IMF melakukan revisi WEO menjadi turun tajam ke -3% akibat adanya Covid, restriksi, dan volatilitas di pasar keuangan dan komoditas.
Kemudian, pada Juni, IMF kembali mengeluarkan proyeksi untuk kinerja ekonnomi dunia terkontraksi yang direvisi menjadi -4,9%. Selanjutnya, pada Juli kinerja ekonomi tampak sedikit mulai melonggar, dengan banyaknya negara yang mulai melonggarkan restriksi.
Pada Oktober, vaksin pun dilakukan secara terbatas, baik di Rusia maupun di China sehingga IMF mengeluarkan proyeksi ekonomi dunia hanya akan terkontraksi -4,4%.
Di belahan negara lain, kinerja ekonomi tampak mulai membaik lagi pada awal November, yakni dengan diadakannya pemilihan umum Amerika. Joe Biden yang terpilih pun mulai banyak memberi optimisme pada pelaku ekonomi.
Pengumuman efikasi vaksin pertama oleh Pfizer dan Moderna pun memberi optimisme tambahan. Inggris pun menjadi negara pertama melakukan vaksinasi disusul dengan 30 negara lain.