Bisnis.com, ISLAMABAD — Penasihat Perdana Menteri Perdagangan dan Investasi Pakistan Abdul Razaq Dawood menyatakan bahwa ekspor negara itu pada Desember 2020 meningkat 18,3 persen menjadi US$2,36 miliar dibandingkan dengan US$1,99 miliar pada Desember 2019.
Angka ekspor tersebut, tuturnya seperti dikutip dari www.app.com.pk, Sabtu (2/1/2021), menunjukkan bahwa ketahanan ekonomi Pakistan dan merupakan pembenaran atas kebijakan pemerintah untuk menjaga roda perekonomian tetap berjalan selama pandemi Covid-19.
Tren peningkatan terlihat pada ekspor produk bernilai tambah dan nontradisional antara lain tembakau dan rokok (212,2 persen), etil alkohol (128,6 persen), stocking dan kaus kaki (49,8 persen), tekstil rumah (38.1 persen), garmen wanita (37,8 persen), jersi dan kardigan (37,3 persen), sarung tangan (25,5 persen), T-shirt (16,9 persen), beras (15,5 persen), buah dan sayuran (13,4 persen) dibandingkan dengan Desember 2019.
Adapun, tren penurunan terjadi pada ekspor sebagian besar produk nonnilai tambah seperti kapas (-93,3 persen), buah kering dan kacang-kacangan (-78,5 persen), jagung (-61,2 persen), plastik (-41,4 persen), semen (-8,5 persen), dan kulit mentah (8,5 persen).
Secara geografis, pada Desember 2020, ekspor Pakistan ke Indonesia meningkat 151,6 persen, China 92,5 persen, Rusia 63,2 persen, Inggris 46,9 persen, Jerman 37,6 persen, Belanda 37,5 persen, Belgia 32,8 persen, Australia 30,5 persen, Polandia 27,9 persen, dan Amerika Serikat 27,2 persen.
Penuruan ekspor terjadi ke Kenya (-40,5 persen), Korea Selatan (-38,8 persen), Thailand (-24 persen), Jepang (-22.3 persen), Bangladesh (-20,3 persen), Sri Lanka (-19,9 persen), Uni Emirat Arab (-10,5 persen), dan Afghanistan (-5,1 persen).
Baca Juga
Data ekspor sementara periode Juli—Desember 2020 menunjukkan bahwa ekspor meningkat 4,9 persen dari US$12,10 miliar dibandingkan dengan US$11,53 miliar pada periode yang sama tahun lalu.