Bisnis.com, JAKARTA - Program Kartu Prakerja yang merupakan bantuan pemerintah dalam bentuk semi bantuan sosial (bansos) dinilai efektif membantu daya beli masyarakat yang terpukul akibat pandemi Covid-19 .
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Purbasari mengatakan survei angkatan kerja nasional (Sakernas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) memvalidasi bahwa program efektif membantu daya beli masyarakat yang terjatuh di samping meningkatkan keterampilan kerja penerima Kartu Prakerja.
“BPS dalam Sakernas menyebutkan 88,9 persen penerima mengatakan keterampilan kerja mereka meningkat, 81 persen memanfaatkannya untuk kebutuhan sehari-hari, menyusul untuk menabung dan modal usaha,” katanya, Senin (28/12/2020).
Di samping itu, Denni mengatakan program Kartu Prakerja juga membantu para pekerja yang sebelumnya tidak bekerja, sebanyak 46 persen telah bekerja saat survei dilakukan, baik sebagai karyawan, wirausaha, maupun freelance.
Lebih lanjut, program ini juga telah mendorong inklusi keuangan, di mana 17 persen dari penerima Kartu Prakerja belum pernah memiliki rekening bank maupun rekening dompet elektronik (e-wallet).
Selain itu, Denni memaparkan 1,8 persen penerima Kartu Prakerja merupakan mantan pekerja migran Indonesia dan 2,1 persen penerima Kartu Prakerja berasal dari daerah atau kabupaten tertinggal.
Baca Juga
“Kemudian 19 persen pendidikan hanya di Sekolah Menengah Pertama (SMP), 44 persen wanita, dan 84 persen penerima mengatakan belum pernah ikut pelatihan,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, pada tahun ini pemerintah mencatat penerima program Kartu Prakerja telah mencapai 5,6 juta orang dengan pendaftar mencapai 43 juta orang sejak gelombang pertama hingga gelombang 11.