Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pajak Minyak Sawit Malaysia Akan Naik Mulai Januari 2021

Berdasarkan harga referensi yang ditetapkan oleh Dewan Minyak Sawit Malaysia, pajak ekspor Malaysia mencapai sekitar US$68/ton.
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020)./Bisnis-Arief Hermawan P
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020)./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Malaysia mengumumkan akan menaikkan pajak ekspor minyak sawit mentah yang berlaku efektif pada Januari 2021.

Malaysia menggunakan struktur bertingkat untuk pajak ekspor minyak sawit, tetapi harga referensi yang ditetapkan oleh Dewan Minyak Sawit Malaysia untuk Januari sudah cukup untuk memicu tingkat pajak tertinggi.

Pajak ekspor saat ini dibatasi 6,5 persen, tetapi akan naik menjadi 8 persen pada Januari 2020. Berdasarkan harga referensi yang ditetapkan oleh Dewan Minyak Sawit Malaysia, pajak ekspor Malaysia mencapai sekitar US$68/ton.

Dampak dari peningkatan ini akan diperbesar dengan keputusan Malaysia untuk tidak memperpanjang pembebasan pajak ekspor untuk minyak sawit—ekspor minyak sawit dibebaskan dari pajak ekspor untuk paruh kedua 2020 sebagai tindakan bantuan Covid-19.

Bulan lalu, India, importir besar minyak nabati, mengurangi bea cukai minyak sawit mentah menjadi 27,5 persen dari 37,5 persen dalam upaya meredam kenaikan harga domestik.

Kenaikan harga minyak nabati dapat menyebabkan pemerintah di seluruh dunia, yang sudah merasa terancam oleh inflasi pangan, mengambil tindakan lebih lanjut untuk memastikan ketahanan pangan mereka.

Langkah Pemerintah Malaysia ini seperti dikutip dari https://gro-intelligence.com/, Kamis (24/12/2020) sejalan dengan keputusan Indonesia baru-baru ini untuk menaikkan pungutan ekspor minyak sawitnya.Indonesia, produsen minyak sawit terbesar di dunia, mengumumkan kenaikan pungutan ekspor minyak sawit dari US$55/ton menjadi pungutan variabel sebesar US$55—US$255/ton dua minggu lalu.

Minyak sawit berjangka di Malaysia menembus level tertinggi 8 tahun awal bulan ini dan terus meningkat. Persediaan tetap hampir 30 persen di bawah tingkat tahun lalu dan produksi terpukul oleh kekurangan pekerja migran.

Pengumuman Malaysia menunjukkan kenaikan harga minyak kedelai, yang sangat berkorelasi dengan harga minyak sawit. Harga minyak nabati sudah naik karena La Nina mengancam produksi kedelai di Amerika Selatan dan perkiraan produksi kanola di Kanada mencapai posisi terendah dalam 5 tahun.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Zufrizal
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper