Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beda dengan Ramalan Sri Mulyani, Menko Airlangga Proyeksi Ekonomi 2020 Minus 2 Persen

Menko Airlangga Hartarto memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran -2 persen hingga 0,6 persen. Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah merevisi proyeksi pertumbuhan menjadi -2,2 persen sampai -1,7 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartartomemberikan sambutan swcara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartartomemberikan sambutan swcara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia telah melewati titik terendah kontraksi ekonomi yaitu pada kuartal II/2020. Saat itu, produk domestik bruto minus 5,32 persen.
 
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa meski kuartal III/2020 juga negatif, akan tetapi sudah lebih baik, yakni -3,49 persen. Jika dilihat secara tiga bulanan, ekonomi tumbuh 5,05 persen.
 
“Apabila diteruskan di triwulan IV/2020 yang didorong spending pemerintah dan pemulihan di sektor indirect invetasi, capital inflow di pasar modal, tentu kita berharap pertumbuhan 5,05 persen yang dipertahankan, maka di akhir tahun ini kita bisa melihat range daripada pertumbuhan akan membaik -2 persen sampai 0,6 persen,” katanya saat sambutan diskusi virtual, Selasa (22/12/2020).
 
Airlangga menuturkan bahwa pemulihan ekonomi terjadi. Beberapa di antaranya yaitu  penguatan nilai tukar dan pasar saham.
 
Indeks harga saham gabungan (IHSG) telah berada pada level sebelum adanya Covid-19. Awal tahun lalu berada pada nila 4.500, kini tembus 6.100.
 
Di tingkat global saat ancaman gelombang kedua Covid-19 terjadi, pemulihan terjadi di sektor manufaktur. Purchasing managers index (PMI) rata-rata di atas 50. Indonesia sendiri 50,6.
 
Akan tetapi proyeksi Airlangga berbeda dengan Kementerian Keuangan. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan bahwa pada September lalu, instansinya memperkirakan ekonomi tahun ini antara -1,7 persen hingga 0,6 persen.
 
“Untuk bulan ini kami merevisi menjadi -2,2 persen sampai -1,7 persen,” katanya melalui konferensi pers virtual, Senin (21/12/2020).
 
Revisi disebabkan faktor penyebaran Covid-19 yang belum terbendung sehingga menciptakan ketidakpastian tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper