Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi Investasi Pertamina Usai Ambil Alih Blok Rokan

Blok Rokan adalah blok dengan produksi terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Satuan Kerja Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sampai akhir April 2018 tercatat produksi minyak di Blok Rokan mencapai 210.280,60 BOPD dan produksi gas sebesar 24,26 MMSCFD.
Fasilitas produksi Blok Rokan yang dikelola PT Chevron Pacific Indonesia, Minas, Riau. Dok: SKK Migas
Fasilitas produksi Blok Rokan yang dikelola PT Chevron Pacific Indonesia, Minas, Riau. Dok: SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) bakal mengelola lebih dari setengah dari total lapangan migas yang ada di Indonesia pascaalih kelola Blok Rokan. 

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan saat ini perseroan mengelola sekitar 40 persen lapangan migas yang ada di Indonesia. Nantinya, Pertamina akan menjadi perusahaan migas nasional yang mengelola sekitar 60 persen lapangan migas di Indonesia.

Tahun depan, kata Nicke, Pertamina akan resmi mengelola Blok Rokan setelah proses ambil alih rampung pada Agustus 2021. 

"Tahun depan 60 persen, sehingga menjadi dominan. Maka investasi Pertamina akan disesuaikan dengan grand strategi energi," katanya dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2021, Selasa (22/12/2020).

Sebagai perusahaan pelat merah, Pertamina turut menjalankan misi grand strategi energi yang bervisi mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional. 

Nicke mengatakan bahwa untuk menjawab tantangan itu terdapat 11 poin yang akan dijalankan ke depannya.

Adapun, peningkatan produksi minyak mentah 1 juta barel per hari dan akuisisi lapangan migas luar negeri, peningkatan kapasitas kilang, mempercepat pemanfaatan pembangkit EBT, serta meningkatkan penggunaan kendaraan listrik.

Selain itu, solusi lainnya adalah meningkatkan produksi LPG domestik, meningkatkan jaringan gas kota, dan mengembangkan produksi DME dan methanol.

Nicke menambahkan poin selanjutnya adalah membangunan transmisi gas dan LNG receiving terminal dan membangun transmisi dan distribusi listrik turut menjadi solusi dalam grand strategi energi.

"Ada 11 program yang sebagian besar menjawab menurunkan impor migas dan memaksimalkan dengan mengolah sumber daya alam yang banyak dimiliki Indonesia," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Pertamina Hulu Rokan RP Yudantoro mengatakan bahwa Proses alih kelola ini tak mudah dan penuh tantangan.

Menurut dia, tantangannya adalah pandemi Covid-19 yang berdampak cukup besar terhadap perekonomian, termasuk industri minyak.

"Selain itu dibutuhkan teknologi rumit karena ini blok tua," ujarnya.

Yudantoro mengungkapkan tantangan tersebut dapat diatasi dengan kekompakan seluruh personel, terlebih harus mencapai produksi 300.000 barel per hari. 

Blok Rokan adalah blok dengan produksi terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Satuan Kerja Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sampai akhir April 2018 tercatat produksi minyak di Blok Rokan mencapai 210.280,60 BOPD dan produksi gas sebesar 24,26 MMSCFD.

"Semua harus kompak. Semoga menjadi yang KKKS terbesar dari sisi produksi dan keuntungan bagi Pertamina dan berkontribusi untuk ketahanan energi nasional dan keuangan negara," ungkapnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper