Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin menilai pandemi Covid-19 memberikan angin segar bagi akselerasi transformasi digital menuju less contact economy.
“Kondisi tersebut tercermin dari perilaku konsumtif masyarakat yang sebelumnya memakai cara-cara konvensional, kini mulai beralih memanfaatkan teknologi digital seperti untuk belanja online dan sebagainya,” kata Rudy dalam acara Macro View: Ekonomi Digital Pasca Pandemi, dikutip dari YouTube AMSI, Selasa (15/12/2020).
Menurutnya, belanja online atau daring menggunakan gawai kini bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan tersier tetapi justru kebutuhan primer.
Hasil studi dari Google, Temasec, dan Bain & Company tahun 2020, kata Rudy, menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan nilai transaksi ekonomi digital tertinggi di Asean yaitu mencapai US$44 miliar dan diprediksi pada 2025 mampu mencapai US$124 miliar.
Hal tersebut didukung oleh kontribusi e-commerce Indonesia yang menembus US$32 miliar pada tahun ini dan US$83 miliar pada 2025.
Inovasi-inovasi di sektor ekonomi digital, baik di tingkat pemerintah daerah dan pemerintah pusat, juga terus dilakukan guna mendukung tercapainya hal tersebut.
“Kartu Prakerja ini adalah aplikasi pertama pertama pemerintah yang end to end menggunakan digital,” kata Rudy.
Lebih lanjut, inovasi-inovasi tersebut yang harus terus didorong di masa pandemi Covid-19 dan di masa mendatang agar bisa merambah ke berbagai sektor lain.