Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CATL Pastikan 60 Persen Nikel Diolah Jadi Baterai Diproduksi di Indonesia

CATL telah berkomitmen untuk berinvestasi sekitar US$5 miliar dan menargetkan produksi baterai pertama dilakukan pada 2024.
Foto udara aktivitas bongkar muat nikel di areal pabrik milik PT Aneka Tambang Tbk. di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (24/8/2020)./ ANTARA FOTO/Jojon
Foto udara aktivitas bongkar muat nikel di areal pabrik milik PT Aneka Tambang Tbk. di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (24/8/2020)./ ANTARA FOTO/Jojon

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi membeberkan sejumlah komitmen investor asal China, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL), dalam rencana kerja sama pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto menyebutkan bahwa dalam penandatanganan kesepakatan awal dengan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk., CATL telah berkomitmen untuk memastikan 60 persen nikel yang diperoleh diproses menjadi baterai di Indonesia.

"Nanti 60 persen dari nikel yang mereka peroleh itu harus diproses menjadi baterai di Indonesia. Ini adalah permintaan kami. Jadi, kami enggak mau nanti mereka dapat nikel dari kita, tapi proses baterainya di luar negeri," ujar Septian dalam sebuah webinar, Selasa (15/12/2020).

Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa CATL telah berkomitmen untuk berinvestasi sekitar US$5 miliar dan menargetkan produksi baterai pertama dilakukan pada 2024.

"Beberapa waktu lalu, saya ketemu mereka di Yunan, mereka juga berkomitmen untuk membawa pabrikan-pabrikan mobil listriknya," katanya.

Sebelumnya, dalam materi paparan yang disampaikan Menko Marves Luhut B. Pandjaitan disebutkan bahwa CATL dan investor asal Korea Selatan, LG Chem Ltd., berencana berinvestasi pada seluruh proyek baterai kendaraan listrik (full end to end) dari mulai tambang bijih nikel; proyek smelter MHP Ni dan Co Sulphate; proyek precusor/cathode; proyek cell, modules, dan packs; ESS, charging stations, dan POS; dan recycling.

Saat ini, negosiasi lanjutan dengan keduanya masih terus berlanjut dan diharapkan dapat mencapai kesepakatan pada awal tahun depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper