Bisnis.com, JAKARTA – Pengadaan vaksin menjadi salah satu angin segar bagi industri penerbangan menjelang momen akhir tahun ini untuk kembali meraup kepercayaan publik pada tahun depan.
Secara dari sisi statistik, BPS mencatat hingga Oktober 2020, jumlah penumpang domestik sebanyak 2,2 juta orang atau naik 17,33 persen dibandingkan dengan pada September 2020. Kemudian jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri/internasional pada Oktober 2020 sebanyak 38,6 ribu orang atau naik 13,53 persen dibanding September 2020.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengharapkan dampak yang positif atas rencana pendistribusian vaksin karena akan menambah level konfiden pengguna pesawat terbang. Setelah selama ini maskapai berjuang melakukan kampanye penerbangan untuk memulihkan rute domestik.
“Tentu akan positif, terlebih kami juga memiliki komitmen dan terlibat dalam pendistribusian vaksin. Tentunya dengan mengikuti penerbangan regular. Dampaknya diperkirakan pada Semester I/2021,” ujarnya, Kamis (10/12/2020).
Tim Corporate Communication Sriwijaya Air meyakini dengan adanya vaksin ini perlahan tetapi pasti akan dapat membawa angin segar pada industri penerbangan Indonesia. Maskapai milik Chandra Lie pun berharap masyarakat mulai berani lagi untuk bepergian dengan pesawat terbang seiring dengan adanya penyuntikan vaksin yang bisa menghilangkan ancaman penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Sementara, Direktur Utama AirNav Indonesia M. Pramintohadi Sukarno mengatakan secara teoritis, pendistribusian vaksin akan mempengaruhi penaikan penumpang pesawat. Pasalnya saat ini banyak faktor kompleks yang mempengaruhi psikologis masyarakat untuk bepergian. Bahkan sejumlah promosi dan potongan harga yang ditawarkan oleh maskapai belum tentu direspons positif oleh masyarakat.
Baca Juga
Sebelumnya, Ketua Umum Indonesia National Air Carrier (INACA) Denon Prawiraatmadja mengharapkan pada semester I/2021 dapat membuat masyarakat kembali yakin melakukan perjalanan menggunakan pesawat.
Saat ini, tuturnya, permintaan terhadap industri penerbangan hanya berkisar 30 sampai 40 persen dibandingkan dengan permintaan pada 2019 lalu. Dia juga menyebutkan tingkat kejenuhan masyarakat sudah pada fase yang membuat mereka acuh terhadap meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia.
Hal itu menjadikan masyarakat tetap melakukan perjalanan seperti liburan ataupun pulang kampung, meskipun masih ada yang memilih tidak bepergian.