Bisnis.com, JAKARTA – Rebound pasar tenaga kerja Amerika Serikat melambat pada bulan November, menyusul lonjakan kasus Covid-19 yang membatasi pemulihan ekonomi yang lebih luas.
Dilansir dari Bloomberg, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (4/12/2020), nonfarm payrolls meningkat 245.000 dari bulan sebelumnya. Sementara itu, tingkat pengangguran turun 0,2 poin persentase menjadi 6,7 persen.
Sementara itu, tingkat partisipasi angkatan kerja dan rasio populasi lapangan kerja menurun, yang menjadi tanda negatif bagi perekonomian.
Angka nonfarm payroll ini lebih rendah dibadingkan median estimasi ekonomi dalam survei Bloomberg yang memperkirakan kenaikan sebesar 460.000. Rentang proyeksi ekonom dari minus 100.000 hingga kenaikan 750.000. Angka utama mencerminkan penurunan 93.000 pekerja sementara yang telah dipekerjakan untuk sensus sepuluh tahunan.
Data tersebut meningkatkan kemungkinan bahwa Presiden terpilih Joe Biden akan mewarisi pasar tenaga kerja yang lebih lemah tahun depan, dengan pemulihan berisiko terhenti selama AS menunggu distribusi vaksin.
Dengan jutaan orang masih terdampak pengangguran jangka panjang, data tenaga kerja ini dapat membantu mendorong Kongres untuk mengeluarkan stimulus fiskal baru dan dapat membuat pejabat Federal Reserve lebih cenderung memberikan stimulus baru dalam pertemuan 15-16 Desember mendatang.
Laporan ketenagakerjaan awal bulan biasanya berdasarkan data pada pertengahan bulan sebelumnya, sehingga pekerjaan yang hilang di tengah pembatasan baru dan lockdown yang kembali diberlakukan baru akan terlihat pada data bulan Desember mendatang.
Pergeseran ke belanja online pada musim liburan ini terlihat jelas dalam data. Sektor transportasi dan pergudangan menambahkan 145.000 tenaga kerja, terbesar sejak 1997. Sementara itu, lapangan kerja sektor ritel turun 34.700, mencerminkan perekrutan musiman yang kurang dari biasanya di beberapa daerah.